Selain menjadi ruang ekspresi, pameran ini juga membuka ruang diskusi lintas generasi. Para penggagas berharap agar Putar Balik Art tidak berhenti sebagai satu kali peristiwa, tetapi bisa menjadi pemantik lahirnya lebih banyak ruang seni yang inklusif dan berkelanjutan.
"Semoga semua komunitas tetap bisa tampil konsisten dan aktif berkontribusi," harap Kukuh Arya.
Di tengah dinamika dunia seni rupa Yogyakarta, Putar Balik Art menjadi bukti bahwa kreativitas bisa tumbuh dari obrolan santai, semangat komunitas, dan keinginan untuk kembali ke akar. (*)