"Karya ini menjadi altar bagi pencarian kehilangan dan iman. Jika dilihat dari jauh ini bisa berarti sajadah. Dua kaki dan tangan seperti orang sujud. Karya ini bisa jadi sebuah renungan tentang kita memandang sebuah masalah di mana hanya waktu yang bisa menjawab. Kita bisa terlalu takut dan kalut, tapi segala sesuatu yang terjadi pada kita itu memiliki masa atau waktu itu sendiri,"tutur Risao.
Pemeran ini berlangsung dari tanggal 5-20 September 2025 dan bertempat di Gelanggang Inovasi & Kreativitas, UGM. (*3)