seni-budaya

Apa Itu Sastra yang Mengguncang? Okky Madasari Menjelaskan!

Selasa, 9 September 2025 | 09:45 WIB
Acara Jogja Book Fair 2025 yang bertajuk 'Sastra yang Mengguncang' (Nabeel Fayyaz)

Krjogja.com - "Sastra memang tidak mengubah situasi di luar sana, tapi sastra mengusik para pembaca." Kalimat tersebut adalah kumpulan kata yang tersusun dan diantar dengan mikrofon lantang sehingga menjadi kutipan yang menempel di kepala para penonton.

Kalimat itu disampaikan oleh Okky Madasari pada hari Sabtu (6/9/2025) di acara Jogja Book Fair 2025 yang bertajuk "Sastra yang Mengguncang". Ditemani oleh Ramayda Akmal, keduanya mendiskusikan perihal bagaimana sastra dapat mengguncang dan mengubah seseorang.

Baca Juga: Reshuffle Kabinet, Ketum PP Muhammadiyah Ingatkan Menteri Baru Belajar Empati pada Rakyat

Percakapan mengenai sastra yang mengguncang bermula dengan novel yang dikarang oleh Okky pada tahun 2010, Entrok. Novel tersebut berlatar pada era Orde Baru. Pemilihan lokasi tersebut disebabkan oleh tidak lepasnya konteks sosial politik pada masa itu.

"Karena entrok itu menceritakan kondisi Indonesia pada masa orde baru, maka otomatis ceritanya akan mengalir bagaimana kekuasaan bekerja pada masa itu. Bagaimana hidup di tengah dominasi militer? Bagaimana kehidupan di tengah dominasi kekuasaan otoritarian?" kata pengarang asal Magetan tersebut.

Setelah lima belas tahun cerita ini ditulis, Okky menerima kabar dari pembacanya yang mengatakan bahwa cerita ini makin relevan di masa kini.

Baca Juga: Terkendala Proses IMB, Walikota Yogyakarta Lakukan Ini Buat Masjid Nurul Hidayah

Ia menganggap hal itu sebagai ironi karena sang pengarang sendiri tidak menginginkan hal tersebut terjadi.

"Saya tidak menginginkan bahwa penggambaran militer yang masuk semena-mena dalam kehidupan personal dalam kehidupan sipil itu akan terjadi lagi di hari ini." Ujar penulis kelahiran 1984.

Novel pertamanya yang sudah berusia lima belas tahun itu kemudian menjadi pengingat karena kita hidup di era yang persis seperti apa yang digambarkan dalam cerita. Ia menjabarkan ketakutan-ketakutan seperti takut ditangkap polisi, takut tiba-tiba ada tentara dan ketakutan-ketakutan lainnya

"Dan di titik ini kemudian saya sampai kepada kesimpulan mudah-mudahan Entrok akhirnya tidak hanya menjadi upaya untuk merawat ingatan dan melawan lupa, tapi juga menemani teman-teman untuk berjuang." ujarnya.

Dalam menulis, Okky memang berniat untuk mengusik. Tapi bukan kekuasaan yang diusiknya.

Ia berkata, "saya sedang mengusik kesadaran masing-masing pembaca. Saya sedang mengusik teman-teman kita semua ini, teman-teman yang memang akan kita kobarkan semangat perlawanan dan semangat perjuangannya."

Ia kembali menekankan bahwa ia tidak sedang bicara dengan para kuasa, tetapi kepada pembaca yang akan mengguncang.

Halaman:

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB