“Selain lebih mementingkan kepentingan orang lain dari kepentingan sendiri dan Altruisme. Juga harus berilmu dan taat hukum,†jelas Gus Musta’in, Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdhatul Ulama Surakarta, demikian akrab disapa.
Untuk membangun peradaban kemanusiaan yang adil dan bertoleransi yang disampaikan pemateri beikutnya Abdul Aziz Ahmad, S.H., perlu kiranya membudayakan dan mengembangkan perilaku terpuji yang telah diajarkan oleh para ulama dan nenek moyang yang mereka gali dari mutiara ajaran islam ataupun dari budaya bangsa, khususnya Pancasila.
"Ada lima perilaku bangsa yang dibudayakan untuk mewujudkan peradaban yang adil dan bertoleransi. Yaitu, Al wafa’ bil Ahdi, (menepat janji). Tasamuh, bertoleransi, Al-‘adalah, bersikap adil. At Tawassuth (berperilaku pertengahan, seimbang). At-Taawun. saling tolong menolong,†terang Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surakarta.
Sementara Prof. Dr. Absori, S.H., M.H, Guru Besar Fakultas Hukum UMS pada dialog kebangsaan tersebut menyampaikan makalah “Meneguhkan Kembali Pancasila Sebagai Basis Ideologi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Yang Berkeadabanâ€.
“Secara fundamental Pancasila merupakan hasil dari upaya obyektifikasi bangsa yang berkeadaban yang perlu dipahami, dijaga dan ditegakkan pengamalannya,†paparnya. (Hwa)