PEMAKAIAN masker wajah saat ini tak sekadar memenuhi fungsi utamanya melindungi pernafasan dari paparan virus covid-19. Namun juga media penyampai pesan dan fashion. Bagi kreator masker karakter, sulit mempertahankan orisinalitas di tengah maraknya plagiarisme.
Pemilik Konveksi Jersey Wikwik Apparel di Dusun Pundungrejo Rt 04 Rw I Desa Jati Kecamatan Jaten, Karanganyar, Dendi Crishtanto mengatakan tak lagi memproduksi massal masker ‘Do Manuto’ bergambar karikatur wajah Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo atau kerap disapa Pak Rudy. Padahal saat jargon itu melejit, ribuan lembar maskernya laris manis terjual maupun dibagikan ke warga. ‘Do Manuto’ merupakan penggalan pesan berbahasa Jawa dari Pak Rudy kepada warganya agar tidak melanggar protokoler kesehatan pencegahan covid-19. Pak Rudy juga meminta warganya patuh atau manut agar tidak mudik selama pandemi.
“Banyak yang sudah nembak. Kemungkinan tidak lagi bikin desain ‘do manuto’. Meski sudah ditambahi ‘do manuto’ dan ‘ojo ngeyel’. Tapi saya masih terus merancang ide-ide baru untuk menyikapi pasar yang semakin tidak menentu,†kata Dendi.