Siti meyakini petani memilih tidak mengisolasi diri di masa tanggap darurat virus korona. Justru mereka tetap bersemangat bercocok tanam dan memanen padi.
“Di saat kita dirumah, malah petani di sawah. Mereka meyakini dengan berada di bawah terik matahari lebih sehat dan kuman penyakit mati. Tanam kita berlanjut,†katanya.
Sementara itu ia menyebut jagung surplus 15.017,82 ton. Namun untuk kebutuhan pakan ternak dan benih jagung sangat besar, sehingga hasil panennya paling banyak terserap untuk pakan ternak dan benih.
"Ada permintaan jagung dari luar daerah untuk pabrik pakan, belum dapat dipenuhi. Sehingga perlu upaya-upaya untuk meningkatkan produksi jagung di Kabupaten Karanganyar. Upaya-upayanya tersebut antara lain meningkatkan luas tanam dan intensifikasi jagung pada tahun 2020 seluas 500 Ha dengan bantuan benih jagung dari pemerintah,†jelasnya.
Lebih lanjut Siti mengatakan surplus juga dialami komoditas bawang merah, namun tidak terjadi di bawang putih dan kedelai. Selain itu ia mendapati harga gula pasir cenderung masih tinggi.
“Kita bukan daerah penghasil kedelai tapi tiap hari makan tempe. Lalu, bawang putih baru ditanam Mei dan Juni. Sedangkan untuk gula pasir akan tercukupi dari musim giling tebu pada Mei mendatang. Diperkirakan 44 ribu ton tebu digiling pada musim itu,†katanya. (Lim)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: tomi