KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Ribuan warga Karanganyar di berbagai lokasi menunaikan salat meminta hujan, Jumat (25/10). Saat ini, turunnya hujan sangat dinanti untuk kelangsungan bercocok tanam, kebutuhan pokok hingga memadamkan kebakaran hutan.Â
Salat sunah dua rakaat itu digelar antara lain di lapangan Bener, Tawangmangu pada Jumat pagi.
Camat Tawangmangu, Rusdiyanto mengatakan 5 ribu jemaah mengikuti salat sunah istisqa. Ibadah ini diinisiasi Forkopimcam Tawangmangu bekerjasama dengan KUA setempat.Â
"Segala upaya manusia percuma jika tanpa ridho Ilahi. Maka dari itu kita berdoa dengan sungguh-sungguh meminta hujan. Sangat bergantung pada hujan agar bisa memulai bercocok tanam," kata Camat Tawangmangu, Rusdiyanto kepada KR.Â
Turunnya hujan segera, tak hanya untuk keperluan pertanian dan kebutuhan pokok. Namun juga diharapkan memadamkan kebakaran di kawasan hutan Lawu. Cara pemadaman manual tak lagi bisa diandalkan karena titik api meluas dengan cepat. Berdasarkan informasi Perhutani Surakarta, hutan pinus berukuran 25 hektare terbakar di petak 63B hutan lindung RPH Tambak BKPH Lawu Utara, tepatnya di Dusun Plalar, Desa Tengklik Tawangmangu. Dalam catatan Perhutani, kebakaran berhasil dipadamkan pada Jumat (24/10) dini hari sejak terdeteksi pada Senin (21/10).Â
Namun api terdeteksi muncul di pos 2 jalur pendakian via Candi Cetho. Upaya pemadaman manual sulit dilakukan karena angin kencang dan medan berbahaya. Hingga Jumat siang, api menjalar sampai ke pos 3 yang masuk Dusun Babar Desa Anggraamanis, Jenawi. Area itu berupa alang-alang dan semak belukar. Sampai Jumat malam, api mencapai pos 4 jalur pendakian. Kebakaran itu terlihat jelas dari perkampungan di lereng wilayah Jenawi, berupa asap mengepul di kawasan hutan.
"Kita lihat situasi. Sekarang mustahil. Mungkin Sabtu pagi relawan akan ke atas," kataÂ
Di bagian lain, salat minta hujan juga berlangsung di Lapangan Dusun Wonorejo Kidul Desa Tuban Kecamatan Gondangrejo dan Masjid Agung Karanganyar.