KARANGANYAR, KRJOGJA.com -Lembaga Gerakan Nasional Orangtua Asuh (LGNOTA) Karanganyar menyerahkan bantuan pendidikan kepada 6.000 peserta didik usia SD dan SMP di 17 kecamatan. Bantuan itu membantu mengurangi beban keluarga miskin, terutama peserta BPJS Kesehatan yang saat ini sedang gusar. Â
“Setidaknya, masyarakat miskin bisa menghemat pengeluaran untuk membeli seragam, sepatu dan peralatan sekolah anaknya. Uangnya bisa disisihkan untuk kebutuhan lain. Seperti membayar kenaikan premi BPJS Kesehatan. Kenaikannya cukup membuat masyarakat gusar,†kata Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Hukum LGNOTA Karanganyar, Iskand di aula kantor Kecamatan Jaten.
Sekadar tahu, pemerintah berencana menaikkan premi BPJS Kesehatan kelas I dan II per 1 Januari 2020. Sementara itu terkait penyaluran bantuan orangtua asuh, digelontor dana Rp 1,4 miliar. Sebagian dananya disumbang Baznas Rp 400 juta. Tiap kecamatan dijatah 80 peserta didik penerima dengan rincian 40 siswa SD dan 40 siswa SMP.  Â
“Yang mengusulkan guru sekolahnya. Mereka yang paling tahu kondisi ekonomi siswa,†katanya.
Ia yang juga Wakil Ketua Baznas Karanganyar mengatakan kebijakan pemerintah yang berimbas pada penurunan kesejahteraan masyarakat menjadi fokus perhatian lembaganya. Mengenai kenaikan premi BPJS Kesehatan, Baznas memiliki program pemberdayaan UMKM, bantuan sembako bagi manula, hingga bantuan pendidikan. Melalui pendampingan Baznas, diharapkan kemampuan ekonomi masyarakat stabil.
Ketua LGNOTA Karanganyar, Siti Khomsyah mengatakan penyaluran kali ini bersumber donasi orangtua asuh tingkat kabupaten. Siswa SD memperoleh Rp 200 ribu sedangkan SMP Rp 300 ribu. Bantuan per penerima meningkat Rp 50 ribu dibanding tahun lalu.
“Gerakan satu guru satu anak asuh. Banyak yang tergerak hatinya menanggung lebih dari satu anak. Saat ini terdapat sekitar 6 ribu anak asuh,†kata istri Bupati Juliyatmono ini.