Dalam upacara itu, pemulung mengingatkan pemerintah agar memenuhi hak-hak dasarnya. Banyak diantara mereka sulit mengakses jaminan kesehatan maupun sosial lantaran pendataan yang karut marut.Â
"Pemulung ini juga pejuang bagi keluarganya. Sudah sepatutnya mendapat penghargaan. Minimal, kebutuhan dasar yang jadi tanggungan pemerintah, diterimanya," katanya.Â
Pemulung asal Sukosari, Ngadiyem (60) mengaku terharu sekaligus bangga mengikuti upacara bendera di TPA Sukosari. Ia yang selama ini dipandang sebelah mata, ternyata bagian penting NKRI dalam menyelamatkan lingkungan.Â
"Sudah puluhan tahun mengais sampah. Memilah dan menjualnya. Kalau enggak ada kami, siapa yang akan mengurangi volume sampah di TPA?" katanya.Â
Di TPA ini terdapat 30 pemulung yang rata-rata manula. Samiyem (65) mengatakan senang bisa mengikuti upacara bendera. "Baru sekali ini upacara bendera. Rasanya bangga. Selamat HUT ke-74 RI. Semoga ke depan lebih sejahtera," katanya. (Lim)