KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Duka mendalam dirasakan keluarga Pratu Freddy Adina (26), prajurit TNI yang tewas dibunuh kelompok kriminal separatis bersenjata di Kampung Tingginambut, Puncak Jaya, Papua, Minggu (19/8/2018). Rencananya, jenazah dimakamkan di taman makam pahlawan (TMP) Dharma Tunggal Bakti, Karanganyar pada Selasa (21/8/2018).
Baca Juga:Â Korban Bertambah, Ahli 'Spine' TNI Tangani Korban Patah Tulang Leher
Pantauan KRJOGJA.com di rumah duka, Dukuh Dungsari Rt 03/Rw XVI Desa Karangbangun, Matesih, Senin (20/8/2018), pelayat mulai berdatangan. Mereka menanti jenazah yang akan disemayamkan sebelum dimakamkan. Sebuah tenda berwarna hijau khas barak tentara terpasang di halaman. Kursi tamu juga tertata rapi. Nama Freddy, bungsu dari dua bersaudara putra pasangan Sri Wahyono dan Triyanti itu, tertera di karangan bunga duka cita kiriman Sesjen Wantannas Letjen TNI Doni Monardo. Almarhum meninggal dunia di usia 26 tahun.
Freddy, anggota Satgas Pengamanan Daerah Rawan Pos Tingginambut itu gugur bersama Letda Inf Amran Blegur, saat bertugas mengantar bahan makanan untuk anak-anak di Kampung Tingginambut. Tubuhnya ditemukan di luar sebuah rumah kayu di jembatan Tingginambut, dengan luka tembak dan panah di beberapa bagian tubuh.
Baca Juga:Â Pemerintah RI Temui 3 WNI Terduga Teroris di Malaysia, Ini Faktanya
Dihubungi KRJOGJA.com usai berbela sungkawa, Kades Karangbangun, Karno mengenang almarhum semasa hidupnya merupakan pemuda kebanggaan desanya. Selain berprestasi di bangku sekolah, ia juga sosok kreatif di organisasi kepemudaan. Karno mengatakan, Freddy diandalkan menopang ekonomi keluarga.
“Bukan berasal dari keluarga berada. Ayahnya itu karyawan koperasi desa. Ibunya di rumah. Almarhum semasa hidupnya sangat disukai, karena supel dan mudah bergaul. Pemuda yang enggak macam-macam. Berprestasi akademik serta kreatif. Jadi, kami merasa sangat kehilangan,†katanya.
Diceritakannya, ayah dan ibunda Freddy sangat terpukul mendapat kabar kematian putranya itu. Saat tiba di rumah duka pada Minggu malam, Karno bersama anggota BPD Matesih mendapati ibunda Freddy, Triyanti jatuh pingsan. Disusul sang ayah, Sri Wahyono.