SOLO, KRJOGJA.com - Kantor Pusat National Paralympic Indonesia (NPC) di jalan Ir Sutami Solo, Selasa (07/08/2018) gerah akibat tudingan Kemenpora adanya dugaan pemotongan bonus atlet. Suasanya semakin panas karena melalui suratnya nomor : 8.6.9/SET/VIII/2018 yang ditandatangani sekretaris Gatot S Dewa Broto, Kemenpora mengancam melakukan pergantian pimpinan NPC jika tidak tidak mampu menyelesaikan persoalan itu.
Menghadapi hal itu Presiden NPC Senny Marbun beserta jajarannya tidak tinggal diam. Ia sangat menyayangkan Kemenpora yang reaktif menanggapi segelintir atlet Jawa Barat yang melakukan longmarch ke kantor Kemenpora.
"Tidak ada klarifikasi ke NPC tiba-tiba Kemenpora mengirimkan surat. Ini tentu mengganggu suasana persiapan kontingen Asian Para Games," kata Senny.
Surat Kemenpora bermula adanya aksi longmarch atlet Jawa Barat yang mengaku dimatikan kariernya. Sebagai peraih emas Perpanas 2016 tidak masuk ke NPC karena tidak menyetor 25 persen dari bonus.
"Mereka tidak masuk seleksi karena prestasinya tak menyampai limit yang ditentukan. Kalau atlet tidak lolos seleksi melakukan aksi longmarch boleh. Tapi jangan didukung dan diberitakan terus," tambahnya.
Di NPC banyak atlet berprestasi yang tidak diberitakan. Senny memcontohkan atlet bulutangkis berhasil menjadi juara umum di Thailand dengan 6 emas dan Hari Susanto menempati rangking satu dunia. Tapi sekarang ada segelintir atlet yang tidak mengharumkan nama bangsa dan negara justru disuport. "Kami tetap fokus menpersiapkan atlet untuk meraih target di APG nanti," tandas Senny.
Terkait dengan bonus atlet, sekretaris NPC Pribadi menyatakan tidak ada pemotongan, karena langsung masuk ke rekening atlet. "Tapi kalau peraih bonus memberikan sumbangan, benar. Ini diputuskan Rakernas. Atlet peraih bonus event interasional menyetor 15 persen ke pusat dan 10 persen ke daerah," jelasnya.
Rakernas memutuskan itu karena NPC selama ini tidak mendapatkan kucuran dana APBN. Padahal harus menghidupi organisasi dan menghadiri pertemuan pertemuan di luar negeri. Pemerintah selama ini memfasilitasi pemberangkatan atlet pada multi event. "Kalau kebutuhan rutin NPC tidak ada kucuran APBN," jelas Pribadi yang dibenarkan Senny. (Qom)