Antisipasi Gejolak Harga Telur, Ini yang Dilakukan Pemkot Solo

Photo Author
- Jumat, 20 Juli 2018 | 13:10 WIB

SOLO, KRJOGJA.com - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelontorkan 500 kilogram telor per hari, untuk menekan harga telor yang dalam beberapa hari terakhir bergejolak hingga Rp 30 ribu per kilogram. Dijadwalkan, penetrasi pasar lewat pasar murah telor dengan harga Rp 20.500 per kilogram ini, akan berlangsung hingga Kamis (26/7/2018) depan di dua titik, masing-masing Pasar Gedhe dan Pasar Legi.

Baca Juga: Perawat Palestina Razan Najjar Memang Sengaja Ditembak Oleh Tentara Israel

Gejolak harga telor dalam beberapa hari terakhir, menurut Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, saat membuka pasar murah telor di Pasar Gedhe, Jumat (20/8/2018), cukup mengagetkan. Pada musim Lebaran lalu, harga telor relatif stabil pada kisaran nominal normal, namun dalam beberapa hari terakhir justru naik tajam, bahkan sempat menyentuh Rp 30 ribu per kilogram. Terlepas dari penyebab kenaikan harga telor, gejolak harga semacam itu perlu diantisipasi sejak dini secara permanen, tak sekadar operasi pasar yang betrsifat reaksional.

Pria yang akrab disapa Rudy itu lalu mendesain sebuah kios permanen yang melibatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pada setiap pasar tradisional yang beroperasi setiap hari, menjajakan berbagai kebutuhan masyarakat dengan harga murah. "Setiap hari, cukup beroperasi selama dua jam, mulai pukul 08.00 sampai pukul 10.00, sehingga tidak mengganggu pedagang lain yang mematok harga pasar," ujarnya sembari mengibaratkan petuah orang tua zaman dulu, siapa yang bangun pagi akan memperoleh rezeki, dalam hal ini berkesempatan berbelanja dengan harga murah.

Dia meyakini, kendati durasi operasional dan persediaan jenis barang relatif terbatas, kios permanen yang diinisiasi pemerintah ini, akan mampu menjaga stabilitas harga pasar. Setidaknya, ketika terjadi tanda-tanda gejolak harga, dapat dideteksi sejak dini, sekaligus melakukan langkah antisipasi, diantaranya menambah persediaan barang pada jenis komoditas yang mengalami gejolak harga.

Sementara itu, sejauh pemantauan KR di lapangan menyebutkan, pasar murah telor tersebut, memperoleh respon positif dari masyarakat, hingga persediaan 500 kilogram telor ludes diserbu konsumen hanya dalam tempo kurang dari satu jam. Pasokan telor yang diperoleh langsung dari peternak ini, dikemas dalam kantong plastik masing-masing seberat 1 kilogram, dijual seharga Rp 20.500. Setiap pembeli dibatasi maksimal hanya dua kilogram, guna menghidnari kalangan spekulan.

Sedangkan harga telor di pasaran bebas, pada Jumat (20/7/2018) sudah beranjak turun menjadi Rp 25 ribu per kilogram. Penurunan harga tersebut sudah etrjadi sejak tiga hari lalu, dan diperkirakan dalam waktu dekat akan terus menurun hingga tataran normal antara Rp 20 ribu hingga Rp 22 ribu per kilogram.(Hut)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X