PARA wanita hamil, anak-anak dan manula diungsikan ke sebuah rumah di Dusun Sidomulyo, Desa Gempolan, Kecamatan Kerjo, berikut sejumlah yang mengalami luka-luka, Kamis (26/4).Â
Belum lama berada di sana, suasana bertambah riuh setelah petugas membawa delapan kantung mayat berisi korban tewas tertimbun longsor. "Dudu anakku kui. Endi anakku?†kata seorang perempuan bernada setengah bercanda usai melongok ke dalam kantung mayat.
Perempuan itu diminta mengenali identitas satu persatu korban tewas. Saat membuka kantung terakhir, ia malah tertawa terbahak sambil mengelus kepala jasad di dalamnya. Kantung mayat itu berisi boneka manekin berkulit pucat.
Para petugas dari SAR, BPBD, PMI dan Satgas kebencanaan lainnya berkutat di sekitar delapan kantung mayat untuk mendata identitanya. Sebagian telah teridentifikasi sedangkan sisanya belum jelas. Tampak wajah seorang mayat berjenis kelamin perempuan menynggingkan senyum karena digoda warga di dekatnya.
"Ora turu wae. Akting sing natural,†ujar warga lain dengan perban di tangannya.
Itu sepenggal cerita di pengungsian sementara kegiatan simulasi penanganan korban longsor dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN). Diikuti 250 warga dan sukarelawan, mereka memainkan perannya menjadi korban longsor, pengacau lingkungan, aparat keamanan sampai satuan tugas kedaruratan.Â
Diceritakan puluhan korban tertimbun longsor saat mereka bekerja bakti membersihkan jalan dari material longsor berskala kecil. Hujan deras selama beberapa hari memicu longsor di daerah berstruktur tanah labil itu. Selain delapan korban tewas, tercatat sembilan luka berat, 11 luka ringan, dan 21 orang mengungsi.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Bambang Djatmiko mengatakan kegiatan itu mendidik mitigasi bencana, tanggap darurat dan penerapan koordinasi antarbidang Satgas penanggulangan bencana alam.