6 Kecamatan di Sragen Mulai Krisis Air Bersih

Photo Author
- Selasa, 29 Agustus 2017 | 16:32 WIB

SRAGEN (KRjogja.com) - Sedikitnya enam kecamatan di Sragen mulai mengelami krisis air bersih menyusul datangnya musim kemarau. Kecamatan yang berada di wilayah Sragen Utara yang mulai mengajukan permohonan bantuan air bersih ini masing-masing Kecamatan Tangen, Gesi, Mondokan, Jenar, Miri dan Sumberlawang.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati Selasa (29/8) mengatakan, kekeringan yang mulai melanda Sragen tidak hanya terjadi pada lahan pertanian saja. Sejumlah sumur atau mata air andalan warga juga sudah mulai kering. "Terutama di wilayah Sragen Utara yang selama ini menjadi langganan kekeringan, sudah mulai minta bantuan air bersih," ujarnya.

Menurut Yuni, pihaknya terus mencari solusi agar kekeringan tidak menjadi masalah tahunan di Sragen. Salah satunya dengan cara mendorong Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) agar terus mencari solusi. Apalagi kemarau tahun ini diperkirakan lebih panjang daripada kemarau tahun-tahun sebelumnya.

Terkait solusi jangka panjang kekeringan, jelas Yuni, Pemkab Sragen telah menggandeng pihak Oasen

(PDAM) negara Belanda untuk kerjasama pelayanan air bersih. "Diharapkan Oasen bisa menularkan ilmunya ke Sragen untuk mengatasi masalah kekeringan. Kalau solusi jangka pendek, tetap harus dropping

," jelasnya.

Yuni mengaku telah memerintahkan semua camat untuk mendata wilayahnya yang mulai kekeringan. Data itu sebagai acuan untuk dropping

air bersih. "Kami siap dropping

berapapun permintaan warga. Pihak swasta atau masyarakat juga bisa memberikan bantuan air bersih. Ini saatnya warga Sragen guyup rukun

untuk meringankan penderitaan warga yang kekeringan," tandasnya.

Kabag Pelayanan PDAM Sragen, Sugimin mengatakan, sejauh ini sudah 55 tangki air bersih didistribusikan ke sejumlah desa yang kekeringan. "Sudah ada enam kecamatan yang mengajukan permohonan dropping

air bersih. Semuanya di wilayah Sragen Utara seperti Jenar, Tangen, Gesi, Mondokan, Sumberlawang, dan Miri," tandasnya.

Menurut Sugimin, droppping

air bersih itu diberikan sesuai permintaan warga. Selama ini daerah tersebut memang menjadi langganan krisis air bersih saat musim kemarau datang. "Hampir setiap hari kami mengirim bantuan air bersih. 6-7 tangki setiap hari kami kirim ke wilayah kekeringan," tuturnya.

Untuk mekanisme permintaan dropping

air, lanjutnya, dilakukan berdasarkan usulan dari desa ke kecamatan dan dinas sosial (Dinsos). PDAM sendiri hanya sebatas penyedia sarana saja. "Bantuan air dari pihak swasta juga sudah ada beberapa tangki. Untuk lokasi kekeringan bisa dikoordinasikan dengan BPBD," tambahnya. (Sam)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X