KARANGANYAR,KRJOGJA.com - Ritual cembengan atau resepsi pengantin batang tebu kembali digelar di Pabrik Gula (PG) Tasikmadu, Jumat (28/4/2017). Prosesi tersebut menandai dimulainya musim giling tebu hingga Oktober mendatang.
Prosesi tersebut cukup unik karena mempelai pria dan wanita bukanlah manusia, namun batang tebu berlainan ladang. Cembengan tahun ini menikahkah batang tebu asal kebun milik petani di kebun Karangmojo, Bagus Udahani dengan batang tebu milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX di Kalijirak, Roro Manis Warastika.
Penyatuan dua batang tebu ini merupakan perlambang keinginan PG Tasikmadu dan petani agar musim giling tahun ini menghasilkan kristal gula berkualitas dan melimpah. Prosesi cembengan tak ubahnya resepsi pernikahan adat Jawa pada umumnya. Seluruh tamu undangan menghadiri acara itu di pabrik pada Jumat pukul 06.00 WIB. Sebelumnya, dua mempelai diarak di pelaminannya berikut rombongan pengiring. Warga sangat antusias menyaksikan pernikahan dua batang tebu tersebut yang digelar rutin tahunan bertepatan hari peringatan kelahiran Sri Mangkunegoro IV pada hari Jumat.
"Tradisi budaya ini sudah berlangsung sejak 1871. Kami melibatkan seluruh pegawai, petani, masyarakat Tasikmadu serta mengundang jajaran pemerintah setempat," ujar Adm PG Tasikmadu, Teguh Agung Sri Nugroho kepada wartawan di sela ritual Cembengan.
Tahun ini, PG Tasikmadu akan menggiling 320 ribu ton tebu hasil panen mitra kerjanya di enam kabupaten wilayah eka karisidenan Surakarta dan sebagian Semarang. Jumlah itu menurun apabila dibandingkan target tahun lalu, 350 ribu ton. Adapun target rendemen 7,3 persen atau turun dari tahun lalu 8 persen.
"Sepertinya produksi tahun ini akan sama tahun 2011. Sedangkan tahun 2016 musimnya basah selama 12 bulan, sehingga hasilnya kurang bagus. Semoga tahun ini bisa maksimal," kata Teguh. Â
Dijelaskannya, manajemen PTPN IX mengajukan anggaran revitalisasi PG Tasikmadu ke pemerintah pusat Rp 350 miliar. Ini untuk merevitalisasi pabrik pembuatan gula itu supaya menggenjot produksi dan kualitas gula. Selain itu, pihaknya juga mulai menjalankan intensifikasi serta ekstensifikasi usaha.
"Perlu 2 ribu hektare lagi untuk perluasan kebun dari sekarang 5 ribu hektare. Pabrik juga butuh pemutakhiran teknologi produksi gula," katanya.