KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Hasil inspeksi mendadak (sidak) kualitas beras untuk keluarga sejahtera (rastra) di lokasi sampel distribusinya mengecewakan. Disimpulkan, beras terlalu lama disimpan di gudang sehingga berbau apek dan hancur.
Tim sidak yang dipimpin Wakil Bupati Karanganyar Rohadi Widodo menyasar pemeriksaan dropping 204 paket di Kelurahan Bejen, Karanganyar Kota, Kamis (13/04/2017) siang. Saat kuli menurunkan beras dari truk ke ruang penyimpanan, Wabup melihat beras berserakan di lantai. Ternyata beberapa karungnya jebol.
Dari situlah tim melihat jelas beras-beras itu berwarna kusam kekuningan, berbau apak dan bulirnya pecah. Di sak yang masih utuh, kondisi semacam itu juga di dapati meski pada dasarnya berkualitas medium. “Ini berbeda dengan yang kita cek di gudang Bulog,†kata Wabup.
Dalam kesempatan itu, ia mengutus staf Bagian Perekonomian Setda Karanganyar mengambil sampel beras rastra di gudang bulog Triyagan. Hasil pembandingan sampelnya dengan beras rastra di lokasi distribusi, ternyata berlainan.
Kendati mengetahui rastra berkualitas di bawah standar, ia menghendakinya tetap dibagikan ke penerima. Bulog diminta siap mengganti apabila rumah tangga sasaran (RTS) mengajukan keluhan.
“Kualitas beras medium masih bisa ditanak. Tapi pasti rasanya tidak enak. Kemungkinan disimpan terlalu lama di gudang sehingga fisik beras jadi jelek,†katanya.
Komentar Wabup ini merujuk rastra serapan November 2016 yang baru dikeluarkan dari gudang April 2017. Sinkronisasi data dari pemerintah pusat terkait penerima rastra menyebabkan stok tersebut tertahan selama berbulan-bulan di gudang.
Pada bulan ini, RTS penerima rastra masing-masing memperoleh empat paket yang diterima dalam dua tahap distribusi, yakni jatah Januari-Februari dan jatah Maret-April. Di Karanganyar, jumlah RTS tahun ini bertambah dari semula 51.683 keluarga menjadi 56.802 keluarga.