Krjogja.com, KARANGANYAR - Pembentukan desa kreatif dinilai lebih efektif membangkitkan ekonomi warga. Aneka produk berkualitas milik warga desa dapat dijual melalui sistem digital.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Desa Kreatif Indonesia (ADKI), Fikri El Aziz dalm diskusi interaktif desa digital UMKM kreatif level up! di kampus UNSA, Senin malam (31/10/2023).
"Terdapat 86 ribu desa di Indonesia. Sayangnya enggak semua diberi anugerah alam yang indah. Sehingga pengembangan desa jangan berbasis wilayah. Tapi SDM dan produk," katanya.
Baca Juga: Junior Chamber International (JCI) Yogyakarta Menginisiasi River Clean Up di Sungai Winongo
Ia menyebut desa wisata mengandalkan kunjungan wisatawan agar menggeliatkan perekonomian. Artinya, banyak faktor yang bisa menyurutkan kunjungan seperti situasi keamanan, bencana alam dan minim inovasi. Ia lebih sepakat pengembangan desa kreatif, dimana ekonomi warga tetap bisa bergeliat asalkan transaksi jalan terus.
Sistem digital dan IT diandalkan dalam promosi, pemasaran dan jual beli. Fikri mengatakan terdapat 17 subsektor yang bisa digarap seperti seni kriya, fotografi, pertanian, film dan sebagainya. Dialog tersebut juga menghadirkan para akademisi dan birokrat.
Teguh Haryono, mantan pejabat Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga yang kini menjabat Camat Jaten ini mengatakan terdapat 28 desa wisata di Karanganyar yang telah mendapat SK bupati. Di Jaten, ia berencana menularkan konsep desa digital seperti Desa Kemuning, Ngargoyoso.
Baca Juga: Kunjungi Eks Rumah Laksamana Maeda, Komisi A Gagas Museum Tokoh Bangsa DIY Layaknya di Luar Negeri
"Ngringo potensi luar biasa. Punya 26 ribu penduduk. Konsumsi masyarakatnya tinggi. Kalau belanja dari produk sendiri akan sangat baik. Kita punya forum komunikasi Kecamatan Jaten. Sudah mengawali dengan Jaten Expo," katanya.
Sementara itu dalam forum, Universitas Surakarta (Unsa) menggandeng ADKI membangun smart village di Desa Ngringo, Kecamatan Jaten. Nota kesepakatan kerjasama tersebut ditandatangani oleh Rektor Unsa Astrid Widayani dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ADKI, Fikri El Aziz di ruang sidang kampus Unsa pada Senin (30/10/2023) malam.
Desa Ngringo menjadi proyek percontohan dalam pembangunan desa yang berbasis penerapan teknologi tepat guna (smart village). Melalui penerapan teknologi ini diharapkan Desa Ngringo melakukan berbagai terobosan menjadi desa mandiri.
"Di sini memiliki potensi UMKM besar, juga berada di tepian Sungai Bengawan Solo yang cukup potensial dikembangkan menjadi desa wisata," kata Astrid.
Astrid mengatakan Unsa akan berkolaborasi melalui program yang telah ada dengan ADKI dalam mewujudkan smart village di Desa Ngringo. Proyeknya berlangsung satu semester yang dieksekusi oleh mahasiswa magang. (*)