Krjogja.com - WONOGIRI - Dusun Pogog Desa Tengger Puhpelem Wonogiri terkenal akan buah duriannya. Tapi sayang panen Durian Pogog saat ini mengecewakan petani atau berbeda jika bandingkan hasil produksi tahun sebelumnya.
"Dampak fenomena El Nino kami rasakan, jika dulu ukuran durian termasuk jumbo bisa mencapai 6-6,5 kilo per buah, kali ini bobotnya hanya separonya," ungkap Rimo (52), Ketua Kelompok Tani Durian Pogog Puhpelem di rumahnya.
Saat ini, ujar dia, baru awal-awal musim panen durian. Kemungkinan puncak panen durian pada Februari dan diprediksi akan habis sekitar April 2024 mendatang. "Bulan 2 (Februari) puncaknya. Saat ini buahnya masih banyak yang kecil-kecil. Mungkin panen bisa sampai April," tandas Rimo.
Baca Juga: Enam Seniman dan Budayawan Raih Swargaloka Award
Kepala Dispertan Wonogiri melalui Kabid Sarpras Giyanto SP MSi, Kamis (21/12/2023), mengakui musim panas yang luar biasa ini wajar jika berpengaruh terhadap hasil produksi duren secara umum dimana-mana.
"Karena kekurangan air maka tidak bisa maksimal (besarannya)," kata dia saat dihubungi secara terpisah via ponsel.
Menurut Rimo, hasil panen yang berbeda kali ini diduga karena faktor cuaca. Pasalnya, cuaca dinilai lebih panas di tahun ini.
Baca Juga: PT TWC Hadirkan Blessing in Harmony untuk Sambut Libur Nataru
"Sejak dulu memang ada musim kemarau dan penghujan. Tapi (tahun) ini lebih panas. Saya kira ini paling panas sejak saya masih kecil," kata dia.
Meski ukuran atau bobotnya lebih kecil, imbuh Rimo, rasa Durian Pogog musim panen kali ini lebih mantap dibandingkan tahun sebelumnya. Rasa legit durian yang dibandrol Rp 50 ribu per kilogram ini lebih terasa di lidah. (*)