KRJOGJA.com - Karanganyar - Umat Islam dilarang meratapi musibah yang dialaminya. Justru itu skenario dari Yang Maha Kuasa bagi hambanya yang sabar dan pembuka empati sesama manusia. Hal itu disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti di hadapan peserta Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah Aisyiyah MDMC LLHPB di Grha Sunan Lawu Tawangmangu, Kamis (26/5/2025).
"Dalam fikih bencana, Muhammadiyah tak pernah menganggap bencana itu kutukan atau laknat Allah. Harus dilihat sebagai bukti kekuasaan Allah. Jangan meratapinya, jangan menyalahkan Allah," katan pria yang juga menjabat Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah ini.
Ia mengatakan, Tuhan maha pengasih lagi maha penyayang. Dalam setiap bencana terdapat pelajaran berharga. Bahkan memantik rasa kemanusiaan dan pembuka pintu surga bagi mereka yang peduli sesama.
Baca Juga: RUPSLB CIMB Niaga Setujui Spin-Off Unit Usaha Syariah dan Pendirian PT Bank CIMB Niaga Syariah
Ia menyebut, pelayanan sosial itulah yang digelorakan hidup di jiwa relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
"Dimana ada bencana, di situ ada MDMC. Ini menunjukkan jiwa Muhammadiyah adalah pelayanan sosial. MDMC pengabdian dan keikhlasan. Memberikan jawaban permasalahan bencana di Indonesia," katanya.
Menurutnya, relawan Muhammadiyah dan Aisyiyah tak sekadar kelompok responsif kebencanaan namun juga mitigasi. Organisasinya juga melakukan resiliensi bencana. Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi keberhasilan MDMC menembus kancah internasional dan diakui WHO dalam membangun instalasi kegawatdaruratan di lokasi bencana.
Baca Juga: Bupati dan Kapolres Resmikan Fasilitas Air Bersih di Kaliwiru
"Jambore ini penting agar memiliki semangat ikatan kuat saat bencana dan musibah terjadi. Bencana alam erat kaitannya dengan perubahan perilaku. Manusia semakin abai dengan alam. sehingga kerusakan terjadi. Banyak bencana karena perbuatan manusia," katanya.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyebut Indonesia menaklukkan pandemi Covid-19 berkat gotong royong semua elemen. Mereka menjunjung tinggi rasa kemanusiaan. "Dikongkon enggak dikongkon berangkat. Tuntutan tugas. Quick response. Jateng ini pasar bencana nasional," katanya.
Kepala BNPB Letjen Dr Suharyanto SSos mengatakan institusinya intens berkoordinasi dengan MDMC dan LLHPB. Organisasi relawan membantu pemerintah menangani bencana. "Per hari 20-25 kali bencana di Indonesia. Sejak awal tahun sampai sekarang sudah ada 1.700 bencana. MDMC dan LLHPB sejak 16 tahun lalu, hadir membantu pemerintah baik di dalam maupun luar negeri," katanya.
Baca Juga: Bupati dan Kapolres Resmikan Fasilitas Air Bersih di Kaliwiru
Ketua MDMC Ir Budi Setiawan, mengungkapkan bahwa jambore kali ini diikuti lebih dari 1.000 peserta dari 30 provinsi. Kegiatan berlangsung selama empat hari mulai Kamis (26/6) dan menjadi ajang konsolidasi sekaligus penguatan kelembagaan hingga ke level masjid dan tempat ibadah sebagai pusat tanggap bencana.
"Kita awali kegiatan jambore ketiga. Pertama 2014 di Bantul, kedua 2017 di Malang. sekarang di Karanganyar. Bertema Memperkuat Ketangguhan menuju Indonesia berkemakmuran," katanya.(Lim)