KRjogja.com - KARANGANYAR - Keberadaan Bendungan Jlantah di Desa Karangsari dan Desa Tlobo Kecamatan Jatiyoso potensial menumbuhkan usaha baru pendukung perekonomian masyarakat. Untuk memulainya, dibutuhkan dukungan sumber daya dan pendampingan profesional.
Hal itu disampaikan K Wahyuningsih SH T. ec selaku salah satu narasumber program KKN-PPM UGM Rosananta di Kecamatan Jatiyoso bertajuk Strategical Marketing and Innovative pada Minggu (28/7/2025). Ning, sapaan akrabnya memotivasi pelaku usaha agar memanfaatkan pesona Bendungan Jlantah dalam menjual produknya. Tak hanya barang yang bisa dijual namun juga jasa dan kreativitas.
"Waduk Jlantah ini pemandangannya luar biasa. Silakan memanfaatkan media digital dan sosial untuk mengenalkannya secara luas. Di situ, banyak yang bisa ditawarkan UMKM. Mulai kuliner, olahraga, kaus, barangkl kerajinan dan sdbagainya. Masih banyak sekali potensi yang bisa digali," kata Ning.
Baca Juga: Ungkap Salah Sasaran Diserang Netizen, Kampus RWID Ceritakan Kehilangan Investor Rp 5 Miliar
Alumnus Fakultas Hukum UGM tahun 1995 ini diundang khusus untuk memberikan semangat pelaku usaha di Jatiyoso, khususnya Desa Tlobo dan Karangsari, agar membidik potensi. Wanita yang aktif di organisasi KAGAMA ini mengatakan warga dua desa itu masih banyak yang merantau. Padahal jika kreativitasnya dimunculkan, bakal membuka lahan pekerjaan di kampung halaman.
"Belum banyak yang bersemangat membuka usaha mandiri di sini. Kebanyakan merantau. Waduk Jlantah ini potensi memicu usaha baru bagi warga sekitar," katanya selaku penggerak Komunitas UMKM Jooss Karanganyar.
Selain dirinya, panitia KKN UGM juga mengundang narasumber dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Karanganyar. Dinas terkait menawarkan perizinan mudah dan gratis bagi pengusaha yang ingin membuka bisnisnya.
Baca Juga: Misteri Korupsi Dana Hibah Pariwisata Sleman: Jaksa Sita Dokumen dan HP
Koordinator Mahasiswa Unit (Kormanit) KKN UGM Rosananta Jatiyoso, Amaral Safiar Ihsan mengatakan sebanyak 28 mahasiswa dari empat klaster keilmuan mengikuti penugasan selama Juni-Agustus 2025 di dua desa itu. Para mahasiswa berkelompok dalam penerapan keilmuannya di lapangan.
"Enggak ada kendala berarti. Sesuai ekspektasi. Bahkan bonus suasana asri dan usara di Jatiyoso menyegarkan. Selain mendapat pengalaman langsung terjun di lapangan juga terkesan dengan keramahan masyarakat setempat," kata dia yang juga peserta KKN. (Lim)
