Menata Gemolong ‘Kota Satelit’ di Sragen

Photo Author
- Minggu, 23 November 2025 | 16:50 WIB
Paguyuban masyarakat Gemolong Asri berdiskusi guna memberi masukan untuk kemajuan bersama (foto: said masykuri)
Paguyuban masyarakat Gemolong Asri berdiskusi guna memberi masukan untuk kemajuan bersama (foto: said masykuri)

Krjogja.com - SRAGEN - Puluhan tokoh masyarakat yang tergabung dalam Paguyuban Masyarakat Gemolong Asri menggelar diskusi bersama muspika setempat, Minggu (23/11/2025). Diskusi digelar dalam rangka memberi masukan demi mewujudkan Gemolong sebagai 'kota satelit' di Kabupaten Sragen.

Sebagai kota kedua terbesar di Sragen setelah Sragen kota, Gemolong membutuhkan perbaikan penataan mulai dari arus lalulintas, ruang terbuka hijau, hingga layanan kesehatan. Apalagi perkembangan Gemolong semakin pesat karena jaraknya yang lebih dekat ke Kota Solo.

Baca Juga: 96 Lulusan STIEPar API Yogyakarta Siap Hadapi Tantangan Industri Pariwisata Global

Inisiator diskusi Paguyuban Masyarakat Gemolong Asri, Ari mengatakan, paguyuban yang telah memiliki legalitas badan hukum penting bersinergi antara elemen sipil dan pemerintah.

Langkah ini tidak berhenti di level kecamatan, tapi dikawal aspirasinya mulai dari Kepala Desa, Camat, hingga Wakil Bupati dan Bupati Sragen demi kemajuan Gemolong.

"Gemolong ini adalah penyangga, akses vital yang menghubungkan Solo, Grobogan dan Boyolali. Potensinya besar, namun banyak pekerjaan rumah yang harus kita sentuh bersama, terutama wajah kota, lalu lintas, dan penataan pasar," ujar Ari.

Baca Juga: PR Pengda PASI DIY, Cari Solusi Agar Atlet Tak Pindah

Salah satu sorotan utama dalam pertemuan tersebut adalah masalah klasik kemacetan yang kerap terjadi di jam-jam sibuk. Sebagai jalur segitiga emas, Gemolong memerlukan rekayasa lalu lintas yang lebih tertata. Namun, visi paguyuban melangkah lebih jauh dari sekadar penertiban jalan.

Mereka menggulirkan wacana berani, yakni relokasi pasar. Kondisi pasar saat ini dinilai sudah terlalu semrawut dan menjadi salah satu biang kemacetan.

"Jika pasar direlokasi, ini bisa menjadi solusi ganda. Masalah lalu lintas terurai, dan lahan eks pasar bisa dimaksimalkan untuk fasilitas publik yang lebih mendesak, seperti perluasan rumah sakit," tambahnya menawarkan solusi jangka panjang.

Selain itu, kehadiran kampus baru yakni Politeknik Pariwisata (Poltekpar) di Gemolong dipandang sebagai momentum emas untuk kemajuan wilayah Gemolong dan sekitarnya.

Paguyuban mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan serius pada pengelolaan Taman Edupark, yang diharapkan menjadi inkubator bagi keberlanjutan UMKM lokal seiring berkembangnya kota.

Menanggapi aspirasi tersebut, Camat Gemolong, Nugroho Dwi Wibowo, menyambut baik inisiatif warga. Usai diskusi, Nugroho mengakui bahwa poin-poin yang disampaikan sangat relevan dengan kondisi lapangan, terutama kemacetan pagi dan sore hari serta keluhan parkir di sekitar pasar.

"Semua masukan ini akan kami sampaikan ke dinas terkait," tegas Nugroho.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X