Krjogja.com — SOLO — Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menghadiri peresmian revitalisasi Panggung Sangga Buwana Keraton Solo pada Selasa (16/12).
Dalam keterangannya kepada wartawan, Fadli Zon turut mengomentari kondisi internal konflik Keraton Solo yang masih belum menemui titik mufakat.
Baca Juga: Raja-Raja Nusantara Direncanakan Bakal Gelar HUT ke 10 Matra di Salatiga
Fadli Zon sebelumnya telah mengundang dua pihak yang kini berseteru, Pakubuwana XIV dan Pangeran Hangabehi di Jakarta pada Sabtu (13/12).
Pertemuan itu bertujuan untuk membahas masa depan Keraton Solo seusai 40 hari surudnya Pakubuwana XIII yang meninggal pada Minggu (2/11) lalu.
Namun, dalam pertemuan tersebut, perwakilan pihak Pakubuwana XIV mangkat dari undangan.
Baca Juga: Cari Korban Lewat Aplikasi, Bawa Kabur Sepeda Motor Dijual Lewat Online
Di waktu bersamaan, gembok di beberapa pintu Keraton Solo justru diganti, sehingga memantik ketegangan lainnya.
“Mereka itu siapa kok melarang kita masuk? Katanya mendukung, tapi kok nggemboki ki lho. Sinting!” tuding Ketua Lembaga Dewan Adat, GKR Koes Moertiyah alias Gusti Moeng.
Gusti Moeng yang berada di pihak Pangeran Hangabehi juga menyebut jika pihaknya telah menyiapkan prosesi jumenengan Hangabehi.
Padahal, Keraton Solo telah melantik putra mahkota Pangeran Hamangkunegara selaku Pakubuwana XIV pada Sabtu Legi (15/11) silam.
“Rencana (pelantikan) itu pasti. Tinggal hari H-nya. Kami sudah berkirim surat ke pemerintah,” terang Gusti Moeng.
Situasi ini praktis membuat Menbud Fadli Zon prihatin. Fadli mendorong agar pihak keluarga Keraton Solo mau duduk bareng, bermusyawarah untuk mufakat.
Permufakatan keluarga itu menurut Fadli merupakan pondasi awal untuk proses revitalisasi bangunan keraton kedepannya.