"Cuaca sangat panas. Selain wilayah kering juga angin kencang. Karena itu warga dilarang membakar sampah karena memicu kebakaran," lanjutnya.
Margono mengatakan, Damkar Sukoharjo hampir setiap hari menerima laporan kejadian kebakaran dari masyarakat. Bahkan dalam laporan tersebut ada lebih dari satu kejadian kebakaran dalam waktu hampir bersamaan.
Kebakaran yang sering dilaporkan dalam beberapa Minggu terakhir didominasi lahan kosong. Proses pemadaman kebakaran dilakukan Damkar Sukoharjo dan melibatkan petugas dari Damkar daerah lain di Solo Raya.
"Damkar Sukoharjo harus kerja keras memadamkan kebakaran karena kejadian terus meningkat mengingat kondisi wilayah kering dampak cuaca panas musim kemarau," lanjutnya.
Damkar Sukoharjo sudah mengerahkan semua petugas dan mobil pemadam kebakaran yang dimiliki turun melakukan penanganan kejadian kebakaran. Petugas selain melakukan pemadaman, juga terus mengedukasi masyarakat.
"Kami terus edukasi dan sosialiasi masyarakat. Sebab masih banyak kejadian kebakaran lahan kosong disebabkan karena faktor kelalaian manusia diawali dengan membakar sampah dan ditinggalkan. Kondisi angin kencang dan wilayah kering membuat api merembet dan kebakaran membesar," lanjutnya.
Margono, mengatakan, dalam beberapa hari terakhir terjadi kebakaran lahan kosong disejumlah wilayah seperti di Desa Bulu, Kecamatan Polokarto, Kecamatan Baki dan Kecamatan Bulu. Penyebab kebakaran terjadi karena adanya aktivitas masyarakat membakar sampah. Api kemudian merembet dan membakar benda di lingkungan terdekat sekitarnya. Kebakaran semakin besar karena faktor angin kencang.
"Penyebab kebakaran di lahan kosong beberapa hari terakhir karena faktor kelalaian orang membakar sampah dan meninggalkan sumber api sehingga merembet dan kebakaran membesar," lanjutnya. (Mam)