“Saya seorang perempuan. Dan saya tahu di sini ada perdagangan perempuan untuk pemuas syahwat. Ini mengerikan sekali, terutama dampaknya bagi anak. Ada panggilan untuk menyelamatkan masa depan, apalagi melihat ada seorang bocah berusia 8 tahun yang sudah kecanduan seks karena melihat lingkungan yang sangat tidak biasa dengan perbuatan itu,†ungkap istri Ir Djoko Saptoadji dengan sedih.
Risma tidak hanya membebaskan satu persatu. Puncaknya selain menutup Dolly juga membuat proyek pemberdayaan perempuan dan masyarakat dengan secara terencana. Pelatihan membatik, sablon, Sehingga mucikari, pekerja seks dan lainnya kini semua mandiri secara ekonomi dengan hasil ketrampilan yang diajarkan : membatik, membuat makanan, sablon, salon dan lainnya.
***
TRI RISMAHARINI memang fenomenal. Ibu sepasang anak : Fuad Bernardi dan Tantri Gunarni Saptoadji ini adalah perempuan gesit dan tegas dengan prinsip. Dan pemimpin komentar Budi Wahyuni memang harus tegas, konsisten dengan komitmen. Jangan salah, lanjutnya, jangan diidentikkan dia kemudian menjadi laki-laki dalam memimpin. Karena tegas itu milik lelaki dan perempuan.
“Ibu Risma itu memahami bila management adalah art, seni. Dan dia mampu melaksanakan itu,†ungkap Budi.
Mengenal Risma adalah mengenal teori memimpin itu melayani. Pakar manajemen kepemimpinan Robert K Greenleaf menyebutnya kepemimpinan yang melayani, servant leadership. Dalam teori ini disebutkan, kepemimpinan yang melayani adalah suatu kepemimpinan yang berawal dari perasaan tulus yang timbul dari dalam hati yang berkehendak untuk melayani, yaitu untuk menjadi pihak pertama yang melayani. Perasaan tulus yang muncul dari suara hati itulah yang menghadirkan hasrat untuk menjadi pemimpin yang berbasis pada melayani
Dan Risma yang alumnus S2 Manajemen Pembangunan ini sadar betul akan peran yang harus dijalani, melayani warga Kota Surabaya. Anak pasangan Mochammad Chuzaini dan Siti Mudjiatun yang 2018 silam terpilih sebagai Presiden UCLG-ASPAC (Asosiasi Pemerintah Kota dan Daerah se Asia Paisifk mengenal betul pekerjaannya, memahami kemampuannya dan tantangan yang dihadapi. Sehingga ia memiliki cara khas dalam memimpin Kota Surabaya.
Mengenal Walikota Surabaya Tri Rismaharini adalah mengenal ketulusan melayani dengan tegas. Tanpa meninggalkan kelembutan dan kecermatan untuk sebuah komitmen memajukan Kota Surabaya. (Fadmi Sustiwi)