Tak terbesit sedikitpun dibenak Sarjiyem (78) untuk dapat memiliki rumah layak huni. Jangankan berharap, bermimpi memiliki rumah permanen pun tak pernah hinggap dalam tidurnya. Bagi Sarjiyem, bisa tinggal di gubuk tuanya tanpa kehujanan dan kepanasan saja itu sudah cukup. Namun itu semua berubah sejak adanya program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-99 yang dilaksanakan Kodim 0729 Bantul. Rumah permanen yang lama diidamkan Sarjiyem pun akhirnya terwujud.
Sarjiyem termasuk salah seorang warga yang tergolong miskin di Dusun Kajor Wetan, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Rumahnya yang berdinding kayu tanpa pondasi dengan luas hanya sekitar 9 meter x 6 meter, membuat tempat tinggal ini rawan ambruk jika diterjang angin maupun gempa bumi.
Ketika hujan turun, itulah menjadi saat yang kurang menyenangkan bagi Sarjiyem. Ia harus susah payah menyiapkan ember guna menampung tetesan air yang menerobos atap rumah. Dinginnya malam juga harus menemani Sarjiyem setiap hari, hembusan angin selalu saja masuk dari sela-sela dinding anyaman bambu rumah yang masih berlantai tanah ini.
Pekerjaannya sebagai buruh pemecah batu kali dengan penghasilan pas-pasan tidak lebih dari Rp 300 ribu perbulan membuat Sarjiyem tak bisa berbuat banyak untuk dapat mengubah nasib. Ditambah lagi diusianya yang sudah lebih dari setengah abad ini Sarjiyem masih memilih hidup sendiri tanpa pendamping sehingga segala kebutuhan harus dicukupinya seorang diri.
Seorang prajurit tengah membantu Sarjiyem memecah batu
Uang yang dimiliki juga terkadang tak cukup untuk membeli beras guna makan sehari-hari. Namun ia beruntung masih ada tetangga sekitar yang peduli dan bersedia berbagi sekedar sepiring nasi untuknya menyambung hidup.
Derita Sarjiyem perlahan sirna saat anggota Koramil 10 Imogiri mendatangi rumahnya. Pagi itu Sarjiyem tengah melakukan aktivitasnya sebagai pemecah batu kali di sepanjang anak Sungai Oya yang terletak tidak jauh dari kediamannya. Siang hari saat matahari tepat di atas kepala ia pulang dan menjumpai prajurit berseragam loreng berdiri tegap di depan rumah menanti kedatanganya.