Rumah Sarjiyem setelah selesai direnovasi
Sementara untuk kegiatan non fisik dilakukan penyuluhan meliputi bela negara, ancaman paham terorisme maupun komunis hingga bahaya narkoba, pengobatan gratis bagi warga serta penyuluhan KB. Para prajurit juga memberikan pelatihan bagi warga, seperti pengolahan sampah menjadi pupuk, pembelajaran penyusunan administrasi kependudukan dan tak ketinggalan pelatihan budidaya ternak.
“Kami berharap hasil dari TMMD Reguler ke-99 ini, baik pembangunan fisik maupun non fisik dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. Dengan kegiatan ini artinya masyarakat telah turut serta dalam pembangunan bangsa, minimal di daerahnya masing-masing,†katanya.
Kemanunggalan TNI dan Rakyat
Agus Widianto mengungkapkan, untuk melaksanakan program-program tersebut TNI tidak sendiri. Program ini juga melibatkan Kepolisian, dinas terkait, pemerintah daerah serta masyarakat. Sehingga program yang dahulu bernama ABRI Masuk Desa (AMD) ini bukan hanya menjadi kegiatan rutin TNI saja, melainkan juga semua unsur lapisan masyarakat.
Ditegaskannya dari semua program TMMD tersebut tujuan utamanya satu, yakni terciptanya kemanunggalan antara TNI dengan rakyat. Kekuatan inilah yang menurutnya menjadi modal kuat untuk mempersatukan bangsa Indonesia.
TMMD sebagai bagian dari operasi militer selain perang (OMSP) seperti yang tertuang dalam Undang-undang nomor 34 tahun 2004 memungkinkan jajaran TNI di satuan kewilayahan untuk terjun langsung ke dalam masyarakat. Dengan adanya interaksi TNI dalam masyarakat diharapkan akan lahir rasa kecintaan rakyat terhadap bangsa dan prajurit.
“Kemerdekaan Indonesia diraih bukan karena TNI atau prajurit, namun perjuangan serta pengorbanan segenap rakyat negeri ini. TNI itu berasal dari rakyat, untuk rakyat dan akan kembali kepada rakyat,†tegasnya.