UNU Yogyakarta Pertegas Kampus Ramah Disabilitas Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Photo Author
- Selasa, 5 Desember 2023 | 19:31 WIB
Peringatan Hari Disabilitas dan HAKTP di UNU Yogyakarta  (Istimewa)
Peringatan Hari Disabilitas dan HAKTP di UNU Yogyakarta (Istimewa)



Krjogja.com - SLEMAN - Universitas Nahdlathul Ulama (UNU) Yogyakarta memperingati Hari Disabilitas Internasional dan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) 2023, 4-6 Desember. Kampus tersebut menggelar berbagai kegiatan, juga memberikan kesempatan difabel untuk tampil unjuk bakat kemampuan.

Adalah Syifa (13) yang memainkan piano di auditorium Kampus Terpadu UNU Yogyakarta. Begitu pula Yardan (17), yang unjuk kebolehan membacakan ayat-ayat suci Al Quran.  Kedua anak luar biasa ini merupakan siswa disabilitas netra dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Yaketunis.

Kegiatan tiga hari merupakan inisiasi Center for Gender Equality and Social Inclusion (GESI) dan Pusat Studi Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga (PUSDEKA) UNU Yogyakarta. Dalam agenda ini diluncurkan buku Arunika dalam Gulita kumpulan puisi dari 26 penulis difabel netra dari berbagai wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Penjurian Nasional Asik Bang dan Podcast BNPT Berikan Ruang Kamu Muda Bersuara Damai

Berbagai elemen juga hadir mulai akademisi, pegiat, penyandang disabilitas termasuk Komunitas Difabel Amanah yang datang dari Semarang. MAN 4 Sleman dan Briliant Study Club juga berpartisipasi dalam penyelenggaraan.

Wakil Rektor UNU Yogyakarta, Abdul Ghoffar mengatakan pihaknya berkomitmen menjadi kampus inklusif, sehingga menyediakan akses ramah difabel di kampus seperti lift dan toilet khusus untuk penyandang disabilitas. UNU Yogyakarta juga menerima sejumlah mahasiswa difabel, terutama difabel tuli yang sejak proses penerimaan mahasiswa baru, hingga menjalani kuliah mendapat pendampingan pembelajaran pelatihan khusus.

“Kampus UNU Yogyakarta welcome kepada siapa saja, termasuk bagi teman disabilitas. Jadi teman-teman difabel tidak perlu khawatir untuk kuliah di UNU Yogyakarta,” ungkapnya, Selasa (5/12/2023).

Baca Juga: Disenandungkan Soimah di Markas Gus Iqdam, Ini Lirik dan Arti Tembang Alamate Anak Soleh

UNU Yogyakarta di setiap penyelenggaraan acara, seperti seminar dan kuliah umum juga menyediakan pendamping untuk disabilitas, seperti juru bahasa isyarat (JBI). Abdul Ghoffar menjelaskan melalui upaya ini UNU Yogyakarta memberikan akses untuk semua.

"Kami berharap lahir pemimpin dan profesional dari berbagai kalangan, tak terkecuali bagi difabel. Jangan lupa, kita pernah punya Presiden (Abdurrahman Wahid) dan Ibu Negara difabel. Ini saya kira yang membuat teman-teman difabel tidak perlu berkecil hati karena Allah memberikan anugerah kepada siapapun,” lanjutnya.

Direktur Center for GESI, Wiwin Rohmawati menambahkan, dalam acara tersebut diungkap pula angka kekerasan terhadap perempuan di Indonesia masih tinggi, bahkan cenderung meningkat. Komnas Perempuan mencatat, pada 2021, ada 4.322 pengaduan langsung kekerasan terhadap perempuan dan meningkat menjadi 4.371 kasus pada 2022.

Baca Juga: Ditemukan Dugaan Penyimpangan Dana Aspirasi Desa Di Wonogiri, Klaten Dan Karanganyar

Kekerasan berbasis gender, baik fisik maupun psikologis, di lingkungan perguruan tinggi, menempati urutan pertama yakni 35 persen dari seluruh kasus yang dilaporkan. Peringatan HAKTP juga tidak dapat dipisahkan dari kelompok rentan dan marginal, seperti difabel, transgender, transseksual, penderita HIV/AIDS, anak dan remaja, lansia, orang dengan gangguan psikososial, dan kelompok minoritas lainnya yang mendapat diskriminasi serta kekerasan.

"Di tengah kondisi yang tidak berpihak, karena adanya stigma, diskriminasi, dan kekerasan, mereka membutuhkan resiliensi suatu daya tahan atau daya lenting. Oleh karena itu, UNU Yogyakarta berupaya serius menciptakan kampus yang berkesetaraan gender, inklusif, dan bebas dari kekerasan seksual melalui berbagai program, salah satunya rangkaian peringatan HAKTP 2023," tandas Wiwin.

Kepala PUSDEKA, Rindang Farihah menambahkan, kasus kekerasan seksual yang cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir, salah satunya disebabkan problem kesehatan mental, khususnya pada anak muda. Korban kekerasan seksual juga rentan mengalami trauma dan depresi.

Baca Juga: Cegah Perilaku Korupsi di Bantul, Semua OPD Bersama Istri Ikuti Bentek Keluarga Berintegritas

"Fakta ini mendorong Pusdeka UNU Yogyakarta melakukan pencegahan kekerasan seksual yang efektif adalah dengan meningkatkan kualitas kesehatan mental," ujarnya. Klinik Konsultasi Keluarga dan Anak Muda ( Klinik K2+ ) kampus UNU Yogyakarta melakukan upaya-upaya penguatan ketahanan mental mahasiswa. Upaya ini bagian dari menciptakan UNU Yogyakarta sebagai kampus yang inklusif, aman dan nyaman untuk siapa saja," pungkas Rindang. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X