Bisa Dikendalikan Tapi Antraks di Suatu Daerah Tidak Bisa Hilang Total

Photo Author
- Jumat, 7 Juli 2023 | 02:33 WIB
Ilustrasi (KR/dok)
Ilustrasi (KR/dok)

Krjogja.com - PENYAKIT antraks yang ditularkan dari hewan ke manusia sudah cukup lama terdeteksi di Indonesia. Anda pun mungkin salah satu yang mempertanyakan mengapa penyakit satu ini tidak pernah hilang.


Jawabannya, antraks memang tidak bisa hilang total dari suatu daerah.


Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Dr drh Nuryani Zainuddin mengungkapkan bahwa penyakit antraks bukanlah penyakit yang bisa dibebaskan.


[crosslink_1]


"Penyakit antraks bukan penyakit yang bisa dibebaskan. Jadi, tidak ada itu pembebasan suatu wilayah terkait dengan antraks," ujar Nuryani saat konferensi pers bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Kamis (6/7/2023).


"Hanya bisa dikendalikan, karena kenapa? Karena dia membentuk spora di tanah dan lingkungan," sambungnya.


Lebih lanjut Nuryani menjelaskan, antraks di Indonesia sudah ada sejak tahun 1884. Bahkan, setiap tahunnya, antraks memang masih bermunculan.


"Setiap tahun memang terjadi kasus (antraks) yang sporadis, tidak endemis. Pada daerah tertentu-tentu saja, karena spora itu ada di daerah tertentu saja. Ketika ada faktor risiko, spora ini akan aktif menginfeksi kembali," kata Nuryani.


[crosslink_2]


Kabar baiknya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan penularan antraks agar tidak terus terjadi.


Menurut Nuryani, pencegahan dan pengendalian penyakit satu ini bisa dilakukan pada sumbernya yakni dengan melakukan vaksinasi di area endemi antraks, kontrol lalu lintas, dan tindakan disposal pada hewan terinfeksi.


Lebih lanjut Nuryani mengungkapkan bahwa sebenarnya yang paling penting dalam pengendalian antraks adalah meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap antraks.


Sementara itu, sambil pemerintah berupaya memperkuat surveilans pada daerah endemi atau terancam, investigasi lapangan, dan pengobatan tepat.


Begitupun dengan kolaborasi lintas sektor. Menurut Nuryani, kolaborasi antara Kementan, Kemenkes, pemerintah daerah, dan stakeholders lainnya tak kalah penting dalam upaya pengendalian antraks.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X