Krjogja.com - MAGELANG - Keberhasilan program bayi tabung sangat dipengaruhi beberapa hal, diantaranya oleh berat badan ibu, usia wanita atau istri, ada tidaknya gangguan di organ reproduksi wanita.
Demikian antara lain dikemukakan Kepala Layanan Fertilitas dan Bayi Tabung Gladiool IVF dr Doddy Sutanto MKes SpOG subspesialis Fertility Endokrinologi dan Reproduksi di ruang kerjanya, Selasa (8/11/2022).
Faktor lain yang sangat penting, menurutnya, adalah kualitas sperma yang membawa 50 persen kode genetik embrio, sehingga persiapan sperma adalah mutlak diperlukan.
"Tim Gladiool IVF akan selalu menyediakan program bayi tabung yang Simpel (mudah) dan Affordable (terjangkau) dan mengurangi Pelayanan Add-Ons yang masih belum pasti manfaatnya bagi pasien," katanya.
Dikatakan, Gladiool IVF pada semester awal tahun 2022 mencapai keberhasilan 63 persen per embryo transfer, berkat kerja sama tim, screening dan persiapan pasien yang optimal.
Biaya bayi tabung di GIVF mulai dari Rp 25 juta sampai dengan Rp 60 juta. Biaya bayi tabung yang murah ini hasil dari pengurangan prosedur2 yang tidak diperlukan dan hanya melakukan pemeriksaan yang benar-benar bermanfaat bagi pasien. Gladiool IVF adalah satu-satunya klinik bayi tabung di Magelang dan Kedu.
Pasien bayi tabung GIVF tidak hanya berasal dari Magelang dan sekitar, namun juga lintas provinsi. Bahkan ada juga yang dari Papua.
Memperingati HUT ke-10 Layanan Fertilitas Bayi Tabung, lanjutnya, Gladiool IVF mengadakan seminar hybrid memperingati HUT ke-10 Layanan Fertilitas Bayi Tabung, Sabtu (5/1/20221) lalu. Sebanyak 75 pasang mengikuti kegiatan ini dengan antusiasnya, baik secara offline maupun online.
Seminar ini bertemakan "Berbagi 10 Tahun Pengalaman Membantu Pasutri Mendapat Buah Hati". Rangkaian acara seminar juga diwarnai dengan 3 testimoni dari pasien-pasien yang telah berhasil hamil dan melahirkan setelah mengikuti program bayi tabung.
Ketua Panitia Seminar dr Seso Sulijaya SpAnd diantaranya mengatakan seminar ini untuk memberikan informasi bayi tabung GIVF dan memotivasi pasutri dalam rangka mempersiapkan program bayi tabung mereka, dan sekaligus menyambut bayi hasil bayi tabung yang ke 100.
Dr dr Dicky Moch Rizal SpAnd(K)Fer mengatakan bahwa persiapan sperma yang kurang optimal akan menyebabkan fertilisasi gagal, embryo kualitas buruk, sampai tidak berkembang.
Pasien bayi tabung perlu memahami prosedur yang ada sehingga dapat menjalani program dengan baik, termasuk juga bila mengalami kegagalan sudah memahami apa yang bisa dipersiapkan untuk program berikutnya.
Komunikasi dokter pelaksana dan pasangan peserta program bayi tabung harus berjalan lancar dan baik karena prosedur yang panjang dan biaya cukup besar serta kepatuhan pasien terhadap terapi yang diberikan. (Tha)