SLEMAN, KRJOGJA.com - Gejala baru penyakit Covid-19 semakin banyak, salah satunya happy hypoxia yang tidak memberikan sinyal kepada tubuh, bahwa kadar oksigen mulai menurun. Hal ini cukup banyak dibicarakan warganet di media sosial.
Pakar Penyakit Dalam Spesialis Paru-Paru (Internis Pulmonologist) FKKMK UGM, dr Sumardi SpPDKP FINASIM mengatakan happy hypoxia syndrome merupakan kondisi seseorang dengan kadar oksigen rendah dalam tubuh, tetapi terlihat seperti orang normal. Normalnya, kadar oksigen dalam tubuh seseorang adalah di atas 95 persen.
Penurunan kadar oksigen dalam kondisi ini tidak membuat orang kesulitan bernapas ataupun tidak merasa terengah-engah. "Pada orang yang mengalami happy hypoxia ini tampak normal atau biasa-biasa saja. Karenanya sering dinamakan silent hypoxia sebab terjadi perlahan, lama-lama lemas dan tidak sadar," paparnya, Senin (7/9).
Dia menjelaskan hypoxia terjadi akibat adanya penjedalan atau pembekuan darah di saluran pembuluh darah. Hal tersebut dikarenakan peradangan atau inflamasi pada pembuluh-pembuluh darah, terutama di paru-paru akibat kadar oksigen yang terus berkurang dalam tubuh.
Kepala Divisi Pulmonologi dan Penyakit Kritis RSUP Dr Sardjito ini menjelaskan, bila happy hypoxia tidak segera ditangani, akan mengancam nyawa pasien Covid-19. "Penjendalan tidak hanya akan terjadi di paru-paru, tetapi bisa ke organ-organ lainnya seperti ginjal dan otak yang bisa menyebabkan kematian," ujarnya.
Keberadaan happy hypoxia bisa diketahui pada pasien Covid-19 yang mendapatkan perawatan di rumah sakit. Pemantauan kadar oksigen dalam darah bisa dilakukan dengan menggunakan alat pulse oximeter.
Sumardi juga mengimbau pasien Covid-19 tanpa gejala yang melakukan isolasi mandiri untuk selalu memonitor kondisi tubuh. Pasien diminta waspada apabila muncul gejala tubuh tiba-tiba lemas padahal tidak melakukan aktivitas yang mengakibatkan pengurangan energi maupun berolahraga.
"Kalau tiba-tiba merasakan lemas, tetapi makan dan minum masih biasa harus segera lapor ke rumah sakit. Lemas ini karena oksigen di organ berkurang jadi harus cepat ke rumah sakit agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat," tegasnya. (Dev/R-1)