Ilmu Genetika Bisa Eliminasi Penyakit Genetik

Photo Author
- Rabu, 27 Februari 2019 | 14:10 WIB
Aditya Rahman saat beradadi lab UGM  (Foto Istimewa)
Aditya Rahman saat beradadi lab UGM (Foto Istimewa)

SEMARANG,KRJOGJA.com – Saat ini teknologi kedokteran dan genetika manusia semakin maju dan berkembang. Para ibu atau calon ibu yang sulit mendapat keturunan atau memiliki resiko penyakit menurun genetik tetapi ingin punya anak normal, bahkan ingin memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu bisa diupayakan lewat ilmu genetika dan teknologi reproduksi.

“Caranya lewat pengamatan profil genetik embrio sebelum mengalami penempelan (implantasi) di dinding rahim (uterus) atau disebut Preimplementation Genetic Diagnosis (PGD). Metode ini dipakai agar bayi bebas penyakit dan kelainan genetik serta dapat mengurangi kasus aborsi” ujar dosen Teknologi Laboratorium Medik Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) Aditya Rahman Ernanto M.Sc.

Menurutnya, penelitian pertama aplikasi PGD dilaporkan jurnal Nature oleh Handyside, Kontogianni dan Winston tahun 1990 di rumah sakit Hammersmith, London. Pada dua pasangan yang berisiko mewariskan penyakit genetik adrenoleukodystrophy dan retardasi mental terpaut Kromosom X. Intinya lewat metode teknologi reproduktif berbantu (assisted reproductive technology/ART) dan bayi tabung (IVF) untuk mengevaluasi embrio akhirnya dua pasangan tersebut menghasilkan dua anak kembar perempuan yang normal. 

“Cara yang ditempuh ada dua yaitu pembuahan di dalam tubuh secara normal dan pembuahan di luar atau sering disebut bayi tabung. Di Indonesia ada beberapa syarat terkait bayi tabung di antaranya hanya pasangan suami istri resmi yang diperbolehkan, proses pemindahan embrio hanya dapat dilakukan pada rahim istri dan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Terlepas dari kontroversi bioetika di dalamnya, teknologi ini memang perlu pengkajian dengan berbagai ahli multidisiplin ilmu agar penerapannya tepat sasaran dan bijaksana” ujar Aditya.

Pengembangan aplikasi metode PGD terus dilakukan para ahli untuk eliminasi penyakit genetik agar tidak diwariskan ke keturunan selanjutnya. Cara ini bermanfaat pula untuk mendeteksi ada tidaknya abnormalitas embrio sebelum implantasi pada rahim dibandingkan terjadi kehamilan keturunan yang abnormal langsung di dalam rahim. Sehingga cara ini dapat mengurangi resiko aborsi janin. (sgi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X