OLAHAN kedelai dapat menjadi aneka produk dengan cita rasa enak sekaligus menyehatkan. Tak kalah penting, dalam sepotong tempe antara lain mengandung komponen anti bakteri, vitamin, karbohidrat, lemak, protein dan serat.
Selain itu kandungan zat genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe dapat membantu menghindarkan dari kanker prostat. Adapun kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah sudah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Tak kalah penting, kandungan senyawa anti bakteri yang diproduksi oleh karang tempe termasuk anti biotik yang bermanfaat meminimalkan terjadinya infeksi.
Ada lagi kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe, antara lain dapat menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh. Termasuk memiliki sifat anti oksidan serta menolak serangan kanker. Bahkan kandungan kalsiumnya yang tinggi bisa mencegah osteoporosis atau pengeroposan tulang. Selain itu tempe dipercaya ikut membantu menanggulangi anemia. Gangguan kesehatan ini ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin. Pasalnya, kurang tersedianya zat besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), protein, asam folat dan vitamin B12. Padahal unsur-unsur seperti ini terkandung dalam tempe.
Keistimewaan lainnya, tempe kaya protein yang mudah dicerna sehingga baik untuk mengatasi diare. Adapun flafoidnya bersifat anti oksidan, sehingga dapat juga membantu menurunkan tekanan darah. Selain cukup digoreng, beberapa kreasi masakan tempe juga mampu mengundang selera makan serta menyehatkan. Satu di antaranya dapat dibuat menjadi tempe bakar.
Cara membuatnya, setelah diiris-iris dicencam pada bumbu bawang putih, garam dan air secukupnya. Setelah itu digoreng setengah matang. Selanjutnya diberi bumbu campuran kecap, gula pasir dan merica lalu dibakar. Lauk seperti ini bisa dijodohkan saat makan sayur sop ayam beserta sambal tomat. (*)