Ketahui Risiko Penyakit Jantung Dengan Berjabat Tangan

Photo Author
- Selasa, 3 April 2018 | 08:11 WIB

KEPRIBADIAN seseorang dapat ditebak melalui gerakan tubuh atau yang sering dikenal dengan body language. Salah satunya dengan berjabat tangan. Jabatan tangan yang kuat diidentikkan dengan tingkat kepercayaan dirinya tinggi dan keinginan untuk terlihat menonjol.

Akan tetapi, sebuah penelitian baru dari Queen Mary University of London mengungkapkan jika orang-orang yang berjabat tangan dengan kuat memiliki risiko penyakit jantung yang lebih kecil. Hal itu lantaran cengkeraman yang lebih kuat dikaitkan dengan lebih banyak darah yang dipompa per detak jantung. Sebaliknya, orang dengan jabat tangan lemah lebih mungkin memiliki jantung yang membesar dan rusak.

Jabat tangan yang lemah bisa menunjukkan jika seseorang tidak mengalami pembentukan kembali otot jantung. Kondisi itu dapat terjadi karena tekanan darah tinggi dan berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. "Jabat tangan yang lebih kuat dan baik berkaitan dengan struktur dan fungsi jantung yang lebih sehat," ungkap penulis penelitian, Profesor Steffen Petersen seperti yang dikutip dari Daily Mail, Senin (2/4/2018).

Kekuatan berjabat tangan adalah ukuran yang mudah diterapkan dan dapat dijadikan metode penting untuk mengidentifikasi penyakit jantung. Di sisi lain, cara tersebut bisa mencegah kejadian yang tidak diinginkan seperti serangan jantung. Terlebih penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama pada kematian seseorang.

Sebagai informasi, hasil penelitian ini didapatkan setelah 5.065 orang dianalisis berdasarkan kekuatan jabat tangannya. Peserta penelitian diminta mencengkeram perangkat dinamometer selama tiga detik. Kesehatan jantung kemudian dinilai melalui X-ray. Hasil penelitian ini selanjutnya dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE.

Dengan adanya hasil penelitian tersebut maka orang dapat lebih waspada terhadap kondisi jantungnya. Sementara itu, solusi murah dan mudah untuk kondisi jantung yang lebih baik adalah dengan cara memperbanyak konsumsi vitamin D.

Vitamin tersebut dapat mencegah kerusakan pada jantung yang disebabkan oleh diabetes dan tekanan darah tinggi. Vitamin D merangsang produksi asam nitrat yang terlibat dalam pengaturan aliran darah dan mencegah pembentukan bekuan darah. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X