JANGAN abaikan dampak dari penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi. Karena, dampak hipertensi seringkali mematikan, dan sayangnya semua orang dapat terkena hipertensi, termasuk ibu hamil.
Ya, kejadian hipertensi sering kali dialami oleh ibu hamil. Seharusnya, hipertensi jangan sampai terjadi saat hamil karena bisa berisiko menderita penyakit jantung di kemudian hari.
Dokter menyebutkan, wanita hamil dengan tekanan darah sekira 140/90 mm Hg atau lebih tinggi dianggap tidak normal. Mereka dikategorikan menderita hipertensi dan butuh waktu untuk pemantauan ketat demi mengurangi dampaknya.Ada dua jenis hipertensi selama kehamilan, pertama adalah hipertensi gestasional dan hipertensi kronis. Wanita dengan hipertensi gestasional memiliki tekanan darah tinggi yang berkembang setelah usia 20 minggu kehamilan.
Sedangkan hipertensi kronis kejadian tekanan darah tinggi sebelum sebelum usia 20 minggu kehamilan. Bila Anda menderita hipertensi semasa hamil jangan diabaikan. Komplikasinya menimbulkan gejala preeklamsia.
Bahkan, sebuah studi baru telah memperingatkan lebih lanjut kepada para ibu hamil dengan kondisi hipertensi. Karena, mereka sangat rentan mengalami penyakit jantung di kemudian hari.
"Studi ini menyoroti kebutuhan untuk tindak lanjut jangka panjang wanita dengan riwayat hipertensi selama kehamilan, memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular," kata Peneliti Sonia Grandi, PhD di McGill University di Kanada, yang dikutip Zeenews, Senin (21/8/2017).
Dalam penelitian tersebut, melibatkan 146.748 wanita dengan kehamilan pertama. Dengan tindak lanjut sekira 4,5 tahun, 997 dari mereka didiagnosis menderita penyakit kardiovaskular dan 6.812 hipertensi.
Disebutkan para peneliti, di kehamilan kedua mereka juga diklaim menderita hipertensi 5,6 kali lebih tinggi. Dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami hipertensi selama hamil, mereka jauh lebih aman saat menjalani kehamilannya. Studi ini juga diterbitkan dalam jurnal Pediatric and Perinatal Epidemiology. (*)