SEMARANG (KRjogja.com) - Siswa SMP dan SMA sederajat ternyata cukup banyak yang mencari informasi tentang informasi pendidikan seks atau Kesehatan Seks dan Reproduksi (KSR) dari internet dan media sosial. Â Karena itu, mereka harus pandai memilih dan memilah informasi karena tidak semua info di medos dan internet positif, tidak sedikit yang justru negatif.
"Remaja di Semarang rupayanya masih banyak yang mendapatkan informasi pendidikan seks dari pihak sekolah maupun orang tuanya (sekitar 77%) sehingga orang tua dan guru perlu lebih mencari konten yang pas untuk anak dan tetap membimbing anak lewat pendidikan seksual yang benar," ujar Dosen dan Peneliti Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fisip UI Gabriella Devi Benedicta SSos MSc dan Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indoensia (PKBI) Jateng Elizabet SA Widyastuti SKM MKes di Semarang Kamis (23/2) saat paparan hasil Baseline survey program GUSO (Get Up Speak Out) kerjasama Perkumpulan Keluarga Berencana Indoensia (PKBI) Jateng  dan Rutger Indonesia.
Pada survey 500 remaja usia 11 sd 24 tahun siswa SMP dan SMA dan umum di Kecamatan Tembalang dan Tugu Semarang, diketahui pula 57 % responden tahu bagaimana cara mencegah kehamilan, 2 persen ada yang menggunakan alat kontrasepsi (karena di antara sampel ada yang sudah menikah) dan 48 % responden ingin nantinya akan menggunakan kontrasepsi.Â
Meski secara umum, lebih dari separoh responden mengetahui pendidikan reproduksi yang baik dan sehat tetapi mereka kurang tahu informasi kalau ada layanan kesehatan khusus mereka yang mudah dijangkau dan ramah remaja.(Sgi)
