• Kamis, 28 September 2023

IDAI Semarang Bantah Air Minum Galon Polikarbonat Sebabkan Gangguan Kelenjar Prostat Janin dan Diabetes

- Senin, 18 September 2023 | 16:39 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

Krjogja.com - SEMARANG - Hingga saat ini belum ada satupun data yang menunjukkan bahwa ada anak-anak yang sakit karena menggunakan air minum dalam kemasan galon polikarbonat. Bahkan pasien-pasien kronis pada anak seperti leukimia atau kanker darah serta diabetes sekalipun tidak ada hubungannya sama sekali dengan air minum dalam kemasan galon polikarbonat ini.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Korwil Semarang, dr. Setya Dipayana, Sp.A. Ia menjelaskan pada prinsipnya penyakit-penyakit yang sering terjadi pada anak-anak adalah penyakit musiman atau penyakit-penyakit akut yang maksimal satu minggu sudah membaik.

“Tapi untuk penyakit-penyakit kronis seperti kanker, diabetes, kelenjar prostat yang seringnya dialami oleh orang dewasa, itu jarang terjadi pada anak-anak,” kata Setya yang sehari-harinya bekerja di RSUD Tugurejo Semarang.

Kalaupun ada anak-anak yang mengalami penyakit diabetes, menurut Setya itu biasanya karena penyakit bawaan atau turunan. Sementara kalau kanker pada anak seperti leukemia, itu penyebabnya masih diteliti hingga saat ini. “Jadi tidak ada sama sekali saya temukan ada kaitannya dengan air minum kemasan galon (polikarbonat),” ungkapnya.

Begitu juga dengan penyakit gangguan tumbuh kembang anak yang berkaitan dengan kerusakan pada otak. Menurut Setya, itu bisa didapatkan anak dari gangguan di dalam kandungan atau juga gangguan pada saat kelahiran.

Ia mengatakan pada pasien-pasien yang ada gangguan pada saat kelahiran seperti gangguan kekurangan oksigen, itu bisa menyebabkan terjadinya kerusakan otak. “Sebab, otak kita jika kekurangan oksigen tujuh detik saja, itu bisa timbul kerusakan otak yang mendalam. Kerusakan otak kalau terjadi pada bayi itu hilangnya susah, itu masalahnya,” ucapnya.

Dia juga mengutarakan tidak pernah menemukan gangguan kelenjar prostat pada anak-anak. Yang ada hanya peradangan di saluran kemihnya sehingga terjadi sedikit pembengkakan.

“Itu fimosis namanya dan untuk kondisi ini dengan disunat saja itu sudah sembuh. Tapi kalau prostat itu peradangannya terjadi di dalam dan itu juga bukan disebabkan oleh air minum kemasan galon polikarbonat, tapi karena tumor atau kelainan bawaan,” tukasnya.

Setya menambahkan, anak-anak membutuhkan nutrisi yang cukup agar tumbuh kembangnya menjadi optimal. Nutrisi itu ada nutrisi makro dan nutrisi mikro dan nutrisi makro, yang terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein, mikro vitamin dan mineral.

Menurutnya mineral ini tidak bisa diproduksi oleh tubuh dan harus menggantungkan dari asupan di luar, baik itu berupa makanan maupun minuman. “Itulah sebabnya cairan-cairan yang mengandung mineral termasuk yang ada di dalam air minum galon (polikarbonat) sangat dibutuhkan anak-anak untuk proses tumbuh kembangnya,” tuturnya.

Menurutnya, mineral-mineral yang ada dalam air kemasan galon polikarbonat seperti kalsium, magnesium, natrium dan selenium sangat dibutuhkan untuk proses tumbuh kembang anak. “Kalsium sendiri itu fungsinya untuk tulang dan lemak, magnesium untuk aktivitas anak, natrium untuk penguatan otot dan untuk pencernaan serta jantung,” tukasnya.

Karenanya, ia juga merasa heran jika ada pihak-pihak yang mengatakan air kemasan galon polikarbonat itu bisa membahayakan kesehatan anak. “Sebab, sampai saat ini, saya tidak pernah menemukan pada pasien-pasien yang yang tangani sakit hanya karena minum air galon. Untuk mengatakan air minum ini berbahaya atau tidak bagi kesehatan itu perlu pembuktian dan itu tidak gampang,” katanya.

Secara umum jumlah kebutuhan cairan anak menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia adalah 800 mililiter (ml) atau sekitar 2–3 gelas untuk anak usia 7–12 bulan; 1,3 liter atau sekitar 5 gelas untuk anak usia 1–3 tahun; 1,7 liter atau sekitar 6–7 gelas untuk anak usia 4–8 tahun; 2,1–2,4 liter atau 8–10 gelas untuk anak usia 9–13 tahun; 2,3–3,3 liter atau sekitar 9–13 gelas untuk anak usia diatas 14 tahun.

Menurutnyaperlu diperhatikan bahwa pada beberapa kondisi, anak memerlukan masukan cairan yang lebih banyak seperti saat olahraga, cuaca yang panas maupun sangat dingin dan saat berpergian jauh. “Pada kondisi tersebut, perlu dipastikan bahwa anak memiliki akses untuk mengkonsumsi cairan. Karena, anak lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding orang dewasa karena memiliki sensibilitas rasa haus yang lebih rendah serta tidak dapat mengekspresikan rasa haus dengan baik,” pungkasnya. (*)

Editor: Ivan Aditya

Tags

Terkini

5 Tips Hindari Tidur Mendengkur, Tidak Sulit Kok

Selasa, 19 September 2023 | 19:18 WIB

Orang Bunuh Diri, Apa Saja Penyebabnya?

Minggu, 17 September 2023 | 18:10 WIB

Waspada, Polusi Udara Ancam Tumbuh Kembang Anak

Minggu, 17 September 2023 | 13:40 WIB

Gula Menyuburkan Kanker, Benarkah?

Kamis, 14 September 2023 | 12:50 WIB

Banyak Minum Air, Ini Dampaknya Bagi Tubuh

Minggu, 10 September 2023 | 14:25 WIB

Kopi dan Kolagen Berkhasiat untuk Kesehatan Kulit

Kamis, 31 Agustus 2023 | 18:37 WIB
X