kesehatan-seksualitas

Ini Pentingnya Zat Besi dalam Tubuh, Jangan Anggap Enteng Anemia

Kamis, 1 Desember 2022 | 10:21 WIB
Wanita terutana remaja putri paling banyak terkena anemia

Krjogja.com - JAKARTA - Ketua Umum Perhimpunan Hematologi & Transfusi Darah Indonesia (PHTDI), Dr. dr. TB. Djumhana Atmakusuma SpPD-KHOM menjelaskan kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin menurun.


Dia menjelawkan salah satu jenis anemia adalah anemia kekurangan zat besi yang dapat memengaruhi siapa saja, tetapi anak-anak, orang tua, dan wanita dengan usia reproduksi yang mengalami menstruasi dan kehamilan termasuk kelompok yang paling rentan.


"Kondisi tubuh seperti hamil, pendarahan, menstruasi yang berlebihan, hemoroid, dan gastritis juga dapat menyebabkan tubuh mengalami kekurangan zat besi dan apabila tidak diatasi dapat menjadi anemia kekurangan zat besi."


dr. Djumhana menambahkan kekurangan zat besi dapat membatasi pengiriman oksigen ke sel, mengakibatkan sering kelelahan, tidak produktif, dan penurunan imunitas tubuh. Maka dari itu, menjaga keseimbangan zat besi dalam tubuh sangat penting bagi kesehatan, sebagai salah satu cara untuk mengatasi kelelahan dan anemia.


"Manajemen dengan pemberian suplemen zat besi juga penting diberikan sebagai terapi simptomatik apabila diagnosis anemia kekurangan zat besi telah ditegakkan. Namun, tetap perlu untuk mencari dan mengatasi penyebab anemia itu sendiri," ungkapnya.


dr. Djumhana menjelaskan zat besi memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, diantaranya berperan sebagai pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sekitar 70% zat besi ditemukan di sel darah merah dan otot. Lalu, membantu proses metabolisme enzimatik yang berfungsi menyerap nutrisi dari makanan sehingga menghasilkan energi. Selain itu, membantu memaksimalkan fungsi otak sehingga bisa memengaruhi tingkat konsentrasi dan fokus.


"Zat besi juga bisa memaksimalkan fungsi otot, berperan penting terhadap kekebalan tubuh kita terhadap infeksi, dan mempercepat proses penyembuhan. Yang tidak kalah pentingnya adalah berperan penting untuk kehamilan yang sehat untuk memenuhi kebutuhan janin dan plasenta," pungkasnya.





Remaja Putri Paling Banyak Idap Anemia


Berdasarkan Hasil Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi anemia meningkat dari 21,7% (2013) menjadi 23,7% (2018) dari total populasi di Indonesia. Pada 2018, 3 dari 10 remaja Indonesia menderita penyakit anemia, dan 62.6% kasus anemia yang terjadi disebabkan oleh kekurangan zat besi.


Anemia kekurangan zat besi memiliki gejala seperti kelelahan, kekurangan energi, kulit pucat, rambut rontok, sesak napas, dan detak jantung yang tidak teratur,yang seringkali disalahartikan oleh penderitanya sehingga penting untuk melakukan deteksi risiko anemia kekurangan zat besi agar tetap produktif dan mencegah terjadinya komplikasi.


Ketua Tim Kerja Pemberdayaan dan Penggerakan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, Dwi Adi Maryandi, SKM, MPH mengatakan anemia masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang menjadi fokus pemerintah hingga saat ini.


Di Indonesia, kata Dwi Adi Maryandi, SKM, MPH prevalensi anemia sebesar 48,9% pada ibu hamil dan 38,5% pada anak di bawah 5 tahun. Bahkan lebih tinggi pada remaja usia 12-18 tahun. Anemia bisa disebabkan oleh banyak hal, dan salah satu penyebab yang paling banyak terjadi adalah akibat kekurangan zat besi.


Pemerintah telah merekomendasikan beberapa upaya pencegahan dan penanggulangan anemia yang dilakukan dengan memberikan asupan zat besi yang cukup ke dalam tubuh untuk meningkatkan hemoglobin. Masyarakat juga dihimbau untuk mengonsumsi makanan gizi seimbang, serta mengonsumsi TTD bagi remaja dan ibu hamil. "Kementerian Kesehatan RI juga mendorong adanya gerakan aksi bergizi dalam mengupayakan konsumsi TTD menjadi bagian di sekolah terutama siswi SMP dan SMA atau sederajat.”


Dwi melanjutkan pemerintah juga mendorong masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Termasuk mengkonsumsi cmakanan yang kaya akan zat besi seperti daging merah, telur, ikan, sayuran hijau, dan kacang-kacangan. Bila perlu mengkonsumsi multivitamin yang kaya zat besi untuk memastikan kebutuhan zat besi dan vitamin tercukupi dan terhindar dari anemia kekurangan zat besi.





Anenemiameter


Guna memperingati Hari Kekurangan Zat Besi 2022, P&G Health Indonesia melalui brand Sangobion, melanjutkan edukasi mengenai pentingnya deteksi risiko anemia kekurangan zat besi dengan meluncurkan kampanye 'Jangan Cuek, Ayo Cek Gejala Kurang Darah. Bahkan, melakukan terobosan terkini, ANEMIAMETER, aplikasi digital berbasis web pertama di Indonesia untuk deteksi risiko anemia kekurangan zat besi. Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Kesehatan RI dan Perhimpunan Hematologi & Transfusi Darah Indonesia (PHTDI).

Halaman:

Tags

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB