kesehatan-seksualitas

Pemerintah Ingin Hapuskan Stunting, Ini Maksudnya

Senin, 10 Februari 2020 | 06:06 WIB

BANJARMASIN, KRJOGJA.com-enko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan demi terwujudnya sumberdaya manusia (SDM) unggul di masa depan maka stunting harus dihapuskan dari Indonesia di RSUD Ulin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (8/2).

Sebagaimana amanat Presiden Joko Widodo dalam visi dan misi kerja lima tahunan, pemerintah sangat memperioritaskan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Permasalahan stunting menjadi salah satu yang harus diselesaikan untuk mencapai pembangunan SDM yang berkualitas, dinamis, terampil serta menguasai IPTEK.

Dalam lima tahun terakhir permasalahan stunting di Indonesia mengalami kemajuan yang positif. Berdasarkan data Survey Status Gizi Balita Indonesia, tahun 2019 menunjukan prevelensi stunting sebesar 27,67%, mengalami penurunan dari tahun 2018 yang sebesar 30.8%.

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai dengan kegagalan seorang anak untuk tumbuh dan berkembang optimal. Hal tersebut sebagai dampak dari kekurangan gizi secara kumulatif. Sehingga dampaknya anak terlalu pendek untuk usianya diikuti dengan penurunan kemampuan kognitif dan resiko tinggi di masa depan mengalami berbagai komplikasi penyakit. Masalah stunting pada anak ketika di masa depan apabila sudah memasuki usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja yang tidak kompetitif.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusi dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menerangkan, Indonesia memiliki problem yang besar pada usia angkatan kerja karena problem stunting. Hampir separuhnya dari jumlah usia angkatan kerja di Indonesia pernah mengalami stunting.

"Usia kerja  kita itu mantan stunting 54%. Kalau sekarang ini jumlah usia kerja kita 196 juta. Kira-kira ada sekitar 100 juta mantan stunting, kata Muhadjir dalam seminar gizi bertajuk 'Pemetaan Masalah dan Solusi Penanganan Stunting Guna Menyiapkan Generasi SDM Unggul Menuju Indonesia Emas' di RSUD Ulin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (8/2).

Menurut Menko Muhadjir, permasalahan stunting apabila tidak diselesaikan tuntas maka akan terus ada angkatan kerja Indonesia yang mantan penderita stunting. Apalagi pada tahun 2030 Indonesia akan mengalami bonus demografi. Maka dari itu, Pemerintah akan berusaha selesaikan permasalahan stunting hingga serendah mungkin.

"Kalau bisa Indonesia mencapai angka stunting yang sangat rendah (<14%). Kalau kita ingin menyiapkan bonus demografi berkualitas. Kemudian sampai balita usia dini ini juga menjadi tanggung jawab kita mencegah mereka dari stunting. Apabila sudah lolos dari stunting itu sudah lumayan, baru setelah itu kita antar dengan memajukan pendidikan," terangnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB