Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan stunting adalah permasalahan multi dimensional yang butuh juga penyelesaian secara multi sektoral. Terawan mengatakan, pemerintah telah memiliki upaya untuk menghapuskan stunting.
"Melalui strategi nasional penaggulangan stunting 2018-2024 kita sudah mengupayakan konvergensi melalui dua metode, yakni: intervensi spesifik berupa konseling orang tua, suplementasi gizi untuk orang tua dan anak; serta melalui intervensi sensitif berupa bantuan pangan, bantuan tunai, jaminan sosial, jamina kesehatan nasional, dan lainnya," terang Terawan.
Menkes mengatakan fokus wilayah untuk mensukseskan program ini telah diperluas yang didukung juga oleh anggaran yang cukup untuk melaksanakan program ini. Untuk tahun 2020, program ini akan melingkupi 260 kabupaten/kota yang kedepannya juga akan terus diperluas.
"Sehingga sasarannya pada tahun 2024 akan melingkupi seluruh kabupaten di Indonesia," ucap Menkes.
Pemerintah pusat juga mendorong pemerintah daerah untuk berinovasi dengan mengedepankan kearifan lokal masing-masing. Program intervensi spesifik gizi dan intervensi sensitif gizi harus bisa berkeseinambungan untuk mencapai cakupan target maksimal hingga 90%.
"Sinergi kementerian lembaga dan khususnya pemerintah daerah harus berjalan untuk mencapai target itu," pungkas Menkes.
Turut hadir mendampingi Menko PMK Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Nyoman Shuida, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Agus Suprapto. Selain itu turut hadir Gubernur Kalimantan Selatan Shabirin Noor, Kepala BULOG Budi Waseso, dan Anggota DPRD Banjarmasin. (Ati)