SETIAP tanggal 27 Januari dunia memperingati Hari Kusta Internasional. Berbicara soal penyakit kulit ini, kusta adalah penyakit tertua di dunia. Hal ini dibuktikan dengan adanya referensi penyakit ini sejak 600 SM.Â
Peradaban tertua di China, Mesir, dan India menganggap bahwa kusta adalah penyakit menular yang tak bisa disembuhkan. Itu sebabnya, banyak penderitanya yang diasingkan dari kehidupan masyarakat. Faktanya, kusta tidak mudah menular.
Kusta dikenal juga dengan penyakit lepra. Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit ini memengaruhi saraf ekstremitas, lapisan hidung, dan saluran pernapasan bagian atas. Hal ini menyebabkan luka pada kulit, kerusakan saraf, dan kelemahan otot. Jika tidak diobati, bisa menyebabkan kecacatan, mutilasi (putusnya salah satu anggota gerak, seperti jari), ulserasi, dan lainnya.
Pada beberapa kasus, bakteri ini diketahui menular dari manusia ke manusia lainnya, meskipun dalam kasus lainnya, bakteri penyebab lepra juga hidup dalam hewan armadillo (seperti trenggiling), simpanse, dan tikus.
Bakteri penyebab kusta memiliki masa inkubasi yang cukup panjang. Artinya, waktu antara infeksi terjadi sampai dengan munculnya gejala pertama tidak langsung terjadi. Misalnya saja, apabila saat ini bakteri kusta masuk ke tubuh Anda, gejalanya kemungkinan baru akan muncul 5-20 tahun berikutnya.
Sebenarnya belum diketahui secara pasti penularan penyakit ini. Dua cara yang diduga kuat bisa menyebarkan bakteri kusta menurut WHO adalah lewat kulit dan lendir (ingus) dari hidung, misalnya ketika orang lain batuk atau bersin.
Namun, sebuah penelitian mengatakan bahwa seseorang harus sering-sering berada di dekat pasien dalam waktu yang lama baru kusta dapat ditularkan. Sementara itu, pasien kusta yang telah mengonsumsi obat-obatan dari dokter (multidrug therapy atau MDT) biasanya tidak menjadi sumber penularan kusta kepada orang lain.