kesehatan-seksualitas

Gula Menyuburkan Kanker, Benarkah?

Kamis, 14 September 2023 | 12:50 WIB
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) telah menyiapkan sejumlah langkah strategis dalam rangka menjaga keseimbangan harga gula di dalam negeri (Istimewa)

SEORANG ahli fisiologi dari Jerman pada awal tahun 1920-an menyadari bahwa beberapa sel tumor mengambil lebih banyak glukosa dibandingkan sel normal, dan menyatakan bahwa “gula menyuburkan kanker”. Tak lama kemudian, muncul diet rendah gula dengan klaim dapat mengatasi kanker.

Berdasarkan laporan dari CNA pada 19 Juli 2023, survei terbaru di AS dan Eropa menunjukkan sekitar sepertiga pasien kanker menghindari konsumsi gula. Meski ahli mengkonfirmasi bahwa diet tinggi gula tambahan bisa meningkatkan risiko kanker, mengeliminasi gula sepenuhnya bukan solusi efektif melawan tumor.

“Semua sel kita memerlukan glukosa, termasuk otak,” kata Philipp Scherer, seorang peneliti diabetes di UT Southwestern Medical Center, Dallas. Singkatnya, pendekatan terbaik untuk pencegahan atau saat menderita kanker adalah menjalani pola makan seimbang dan sehat.

Baca Juga: Lestarikan Budaya Yogya, Perdais DIY No 3/2017 Terus Disosialisasikan

Sementara itu, selama delapan tahun bekerja sebagai ahli gizi onkologi, Stacy Shawhan sering mendapat pertanyaan dari pasiennya tentang bagaimana diet mereka mempengaruhi perkembangan penyakit mereka. Namun, salah satu pertanyaan yang paling sering dia dengar adalah apakah makanan dan minuman manis bisa memberi energi bagi sel kanker.

"Banyak pasien kanker yang merasa tidak aman dan beberapa bahkan takut untuk makan. Mereka beranggapan bahwa jika mereka menghindari gula, mungkin mereka bisa membuat sel tumor tersebut kelaparan," ujar Shawhan yang berpraktik di Pusat Kanker Universitas Cincinnati.

Dr. Scherer menyatakan bahwa gula bukanlah penyebab kanker. Meskipun mengonsumsi gula tidak langsung menyebabkan kanker seperti halnya merokok, namun ada bukti yang menunjukkan hubungan antara konsumsi berlebihan gula tambahan, seperti yang ada dalam kue dan minuman manis, dengan risiko kanker.

Sebuah studi besar pada tahun 2018 merinci hubungan antara asupan gula tambahan dan peningkatan risiko kanker. Shawhan menambahkan bahwa mengonsumsi gula berlebihan bisa menyebabkan peradangan kronis pada sebagian orang, yang dapat merusak sel dan memicu kanker.

Baca Juga: Lolos ke Piala Asia U-23 Qatar 2023, Presiden Minta Timnas Lebih Siap

Lebih lanjut, konsumsi gula tambahan yang berlebihan dapat menekan sistem kekebalan, yang dapat memudahkan penyebaran sel kanker. Selain itu, asupan gula yang tinggi juga dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, yang berpotensi menyebabkan obesitas dan diabetes, kondisi yang dikenal meningkatkan risiko kanker.

Setelah diagnosis kanker, menghindari gula sepenuhnya tampaknya tidak efektif dalam mengurangi pertumbuhan kanker, menurut Shawhan. Dia menegaskan bahwa bukan gula yang memicu pertumbuhan kanker, melainkan kanker itu sendiri yang berperan. Dr. Scherer menambahkan bahwa gula merupakan komponen esensial bagi banyak organisme.

Natalie Ledesma, ahli diet onkologi di UCSF Helen Diller Family Comprehensive Cancer Centre, mengatakan bahwa konsumsi gula alami dari sumber seperti susu, buah, dan sayuran adalah bagian dari pola makan yang sehat. Meski demikian, para ahli umumnya setuju bahwa konsumsi gula dari makanan alami tidak perlu dihindari.

Namun, Ledesma menekankan bahwa asupan berlebihan gula tambahan dikaitkan dengan hasil yang kurang menguntungkan, seperti tingkat kematian yang lebih tinggi pada pasien dengan jenis kanker tertentu. Meskipun jenis kanker lain mungkin juga terpengaruh, penelitian tentang jenis kanker yang jarang masih terbatas.

Baca Juga: Kim Jong Un Dukung Invasi Rusia ke Ukraina

Halaman:

Tags

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB