Makan di Atas Jam 20.00 Malam Sehat atau Tidak? Ini yang Perlu Diketahui

Photo Author
- Rabu, 13 Maret 2024 | 20:30 WIB
ilustrasi makan malam (istimewa)
ilustrasi makan malam (istimewa)


Krjogja.com - Jakarta - Seringkali kita mendengar larangan untuk makan di atas jam 8 malam dengan alasan tidak baik untuk kesehatan, karena makan larut malam sering dikaitkan dengan potensi kenaikan berat badan. Meskipun makan larut malam dapat memengaruhi pencernaan, para ahli menegaskan bahwa apa yang Anda makan lebih penting daripada kapan Anda makan.

Para ahli merekomendasikan untuk fokus pada asupan makanan yang seimbang, termasuk protein tanpa lemak, buah-buahan, sayuran, dan lemak sehat seperti kacang-kacangan, ketika Anda makan larut malam atau camilan. Ini membantu menjaga keseimbangan nutrisi dan menghindari konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh atau gula tambahan di malam hari.

Pandangan "tidak boleh makan setelah jam 8 malam" telah menjadi bagian dari budaya kebanyakan orang selama bertahun-tahun. Makan malam terlalu dekat dengan waktu tidur telah dikaitkan dengan berbagai masalah, seperti refluks asam lambung, gangguan pencernaan, dan fluktuasi gula darah, yang semuanya dapat mengganggu tidur yang berkualitas.

Namun, seberapa besar dampaknya jika kita makan setelah pukul 20.00 malam? Inilah yang dikatakan oleh para ahli diet dan ahli gastroenterologi tentang makan di malam hari, seperti dilansir dari Health, pada Selasa, 12 Maret 2024.

"Ketika seseorang mengonsumsi makanan pada malam hari, makanan tersebut cenderung seringnya terdiri dari makanan olahan yang tinggi karbohidrat dan lemak daripada makanan yang bergizi seimbang," jelas seorang dokter yang memiliki sertifikasi dokter di bidang penyakit dalam, pengobatan obesitas, gastroenterologi, dan nutrisi, Janese S. Laster, MD, mengatakan kepada Health.

Ia menjelaskan bahwa waktu makan dapat memengaruhi pencernaan, penyerapan, dan metabolisme Anda-yang pada akhirnya berdampak pada berat badan.

Sebuah studi pada tahun 2022 mendukung hal ini. Para peneliti menemukan bahwa makan pada malam hari meningkatkan rasa lapar, mengurangi jumlah kalori yang mereka bakar, dan menyebabkan penumpukan lemak yang lebih besar.

Menurut Laster, efek ini mungkin berbeda-beda untuk setiap orang berdasarkan jenis makanan, genetika, tingkat stres, dan faktor lainnya.

Tingkat Aktivitas di Malam Hari dan Cara Menikmati Makanan Juga Berpengaruh
Tingkat aktivitas di malam hari dan cara kita menikmati makanan juga bisa berpengaruh. Contohnya, jika melihat ke budaya lain, seperti Spanyol, di mana makan malam biasanya disajikan sekitar pukul 10 malam atau lebih. Tingkat obesitas Spanyol lebih rendah dibandingkan di Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan makan malam yang lebih teratur dan didukung oleh gaya hidup yang aktif dapat berkontribusi pada kesehatan yang lebih baik.

Namun, Laster juga mencatat bahwa secara umum, makan lebih awal berkaitan dengan berat badan yang stabil. Selain pengaruhnya pada kenaikan berat badan, makan di jam yang lebih larut juga dapat berdampak buruk pada pencernaan.

"Makan menjelang tidur atau sebelum berbaring secara signifikan meningkatkan GERD atau refluks asam lambung, jadi untuk alasan ini saya tidak merekomendasikannya," kata ahli gastroenterologi Caroline Soyka, DO, kepada Health. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X