KRjogja.com - MENJAGA kesehatan selama kehamilan memerlukan kewaspadaan ekstra, terutama dalam hal mengonsumsi obat-obatan. Mengetahui dan menghindari obat yang dilarang untuk ibu hamil adalah langkah penting dalam memastikan kehamilan yang sehat dan aman.
Menurut penjelasan dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten Manggarai Barat (pafimanggaraibaratkab.org), salah satu jenis obat yang harus dicermati adalah obat maag untuk ibu hamil.
Selama masa kehamilan, 15 hingga 45 persen wanita mengalami maag karena perubahan hormon serta kondisi janin yang menekan perut. Untuk mengatasinya, calon ibu sering kali mengonsumsi obat maag. Sayangnya, tidak semua produk aman, ada beberapa obat maag yang dilarang untuk ibu hamil karena kandungannya berisiko untuk janin.
Di rentang waktu kehamilan, calon ibu boleh memanfaatkan obat untuk meminimalisir ketidaknyamanan atau nyeri di lambung. Meski begitu, proses pemilihan produk obat harus Anda lakukan dengan penuh kejelian karena ada beberapa obat yang mungkin mengandung bahan berisiko bagi kesehatan janin.
Sejumlah pilihan obat maag yang boleh diminum ibu hamil adalah obat yang tergolong dalam tipe B. Obat-obatan dari kategori ini tidak menimbulkan ancaman pada perkembangan janin selama kehamilan, seperti cimetidine dan famotidine.
Meski demikian, pemanfaatan obat maag yang aman untuk ibu hamil ini, sebaiknya tetap dilakukan dengan konsultasi dokter, untuk meminimalisir akibat yang tidak menguntungkan agar tidak timbul.
Obat maag tersedia secara luas di apotek dan swalayan, dan umumnya tidak memerlukan resep dokter, namun penting untuk diingat bahwa tidak semua jenis obat tersebut aman untuk ibu hamil. Jenis obat maag yang seharusnya dihindari saat sedang hamil, yang pertama adalah antasida.
Antasida umumnya aman dan bebas risiko ketika dikonsumsi dalam keadaan tidak hamil. Namun demikian, konsumsinya di masa kehamilan, terutama di trimester ketiga, berpotensi menghambat kontraksi karena kandungan magnesiumnya.
Selain itu, antasida yang tinggi natrium, seperti sodium bicarbonate, juga harus Anda waspadai karena berpotensi menimbulkan retensi cairan yang memicu pembengkakan.
Di samping itu, antasida berupa aluminium hidroksida atau aluminium karbonat dalam labelnya, sebaiknya juga dihindari karena konsumsinya memungkinkan munculnya masalah sembelit.
Selanjutnya, obat maag yang sebaiknya dihindari saat hamil adalah omeprazole. Efek dari omeprazole pada ibu hamil sebenarnya masih belum jelas. Namun menurut laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), terdapat 12 laporan cacat lahir pada wanita hamil yang terpapar omeprazole.
Sementara berdasarkan penelitian yang ada di Jurnal Obstetri dan Ginekologi Amerika, konsumsi omeprazole untuk ibu hamil tidak menimbulkan komplikasi pada kehamilan. Mengingat ketidakpastian ini dan mengingat pentingnya kesehatan ibu dan janin, penggunaan omeprazole memang lebih baik Anda hindari selama masa kehamilan.
Obat yang juga seharusnya dihindari saat hamil adalah, aspirin, yang kadang dikonsumsi untuk meminimalisir rasa nyeri saat maag. Beberapa penelitian menyebut, aspirin ini jika dikonsumsi dengan dosis berlebihan akan memicu risiko pendarahan otak pada bayi prematur.
Konsumsi aspirin pada akhir masa kehamilan juga berpotensi meningkatkan kemungkinan persalinan yang tertunda atau postmatur, sehingga bayi akan memakan waktu lebih lama untuk keluar dari rahim.