KRjogja.com - SEBAGIAN besar orang pernah terserang diare. Pemicunya bisa beragam, mulai dari makanan atau kondisi tertentu di dalam tubuh.
Diare bisa sembuh dengan sendirinya, atau perlu penanganan dokter. Semua tergantung kondisinya.
Menurut penjelasan Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten Kepahiang (pafikepahiangkab.org), diare merupakan cara tubuh untuk membersihkan saluran pencernaan dari bakteri, virus, atau racun.
Namun, jika diare berlangsung lebih lama, bisa jadi itu merupakan pertanda adanya gangguan kesehatan yang lebih serius.
Gejala diare yang umum terjadi adalah buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari dengan feses encer atau cair, kram atau nyeri perut, mual atau muntah, demam, terutama jika diare disebabkan oleh infeksi.
Kemudian, lemas atau letih, pusing, haus terus-menerus, tidak nafsu makan, mulut kering dan ada darah dalam tinja yang menandakan adanya penyakit yang lebih serius.
Diare bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya infeksi bakteri, virus, atau parasit, perubahan pola makan, minum terlalu banyak, stres atau gangguan kecemasan, reaksi alergi atau intoleransi terhadap kandungan makanan atau minuman.
Kemudian, efek samping obat-obatan tertentu, seperti antibiotik dan obat pencahar, peradangan usus, masalah lain pada saluran pencernaan, efek pascaoperasi pada saluran cerna hingga melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Infeksi virus merupakan penyebab diare yang paling sering terjadi. Beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah norovirus, rotavirus, dan hepatitis A.
Diare akibat infeksi virus biasanya dapat membaik dengan sendirinya dalam waktu 2–3 hari. Ada 7 langkah menyembuhkan diare yang ampuh dan aman.
Yakni mengembalikan Cairan Tubuh dengan Oralit, Banyak Minum Air Mineral, Mengonsumsi Makanan dengan Tekstur Lembut, Hindari Susu, Makanan Berlemak dan Berminyak, Menjaga Kebersihan Diri dan Makanan, Obat-obatan hingga Minuman Probiotik. (*)