Posisi Duduk yang Salah Bisa Memicu Saraf Kejepit, Berikut Penjelasan dari PAFI Kabupaten Brebes

Photo Author
- Selasa, 22 April 2025 | 09:20 WIB
Gejala saraf kejepit paling sering muncul di punggung bagian bawah dan leher. (PEXELS/KINDEL MEDIA)
Gejala saraf kejepit paling sering muncul di punggung bagian bawah dan leher. (PEXELS/KINDEL MEDIA)

KRjogja.com - GANGGUAN kesehatan hernia nukleus pulposus, atau banyak disebut sebagai saraf kejepit, kerap disepelekan banyak orang, karena biasanya bisa mereda dengan sendirinya.

Kondisi ini memang cukup lumrah dialami banyak orang yang berusia di atas 30 tahun atau memiliki aktivitas fisik berat, sehingga sering dianggap hanya sebagai nyeri biasa.

Padahal bila tidak segera ditangani, kondisi saraf kejepit bisa makin parah, dan bisa memicu cedera atau peradangan permanen pada saraf.

Menurut penjelasan dari Persatuan Ahli Farmasi Kabupaten Brebes (pafikabpnbrebes.org), saraf kejepit adalah kondisi ketika saraf menerima tekanan berlebih dari jaringan di sekitarnya.

Kondisi terjadi ketika bantalan tulang belakang (diskus) menonjol keluar dan menekan saraf di sekitarnya.

Tekanan ini bisa menyebabkan gejala seperti nyeri tajam, kesemutan, mati rasa, hingga kelemahan otot.

Gejalanya paling sering muncul di punggung bagian bawah atau leher, dan bisa menjalar hingga ke lengan atau kaki.

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena saraf kejepit antara lain, posisi duduk atau berdiri yang salah, angkat beban berat tanpa teknik yang tepat, obesitas, usia lanjut serta cedera atau trauma pada tulang belakang.

Gangguan saraf kejepit juga sering dialami pekerja kantoran yang duduk terlalu lama tanpa peregangan.

Cedera, memar, atau kondisi lain yang menyebabkan pembengkakan juga bisa memicu terjadinya saraf kejepit.

Selain itu, ada beberapa kondisi kesehatan yang juga dapat menyebabkan saraf kejepit, di antaranya herniasi diskus, yaitu kondisi yang terjadi akibat bantalan tulang belakang bergeser dari tempat yang seharusnya, rheumatoid arthritis atau peradangan pada sendi, stenosis spinal atau penyempitan yang tidak normal pada tulang belakang, serta carpal tunnel syndrome, yaitu ketika saraf di pergelangan tangan tertekan.

Pencegahan terbaik adalah dengan menjaga postur tubuh, rutin berolahraga, serta menghindari aktivitas yang membebani tulang belakang secara berlebihan.

Jika sudah terkena saraf kejepit, maka untuk penanganan tergantung tingkat keparahannya. Untuk kasus ringan, istirahat, terapi fisik, dan obat anti nyeri biasanya cukup efektif.

Namun, jika kondisi tidak membaik dalam beberapa minggu, tindakan seperti fisioterapi lanjutan atau operasi bisa menjadi pilihan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X