Krjogja.com - Yoseph Frediyanto (61) ingat betul cibiran yang ia dapat ketika memutuskan jadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) delapan tahun silam. Ia bahkan dianggap mendoakan dirinya sendiri yang jelek-jelek. Apalagi kondisinya juga dalam keadaan sehat.
Namun, cibiran tersebut ia anggap angin lalu. Alasan dia mendaftarkan diri sebagai peserta JKN secara mandiri cukup simpel. Saat sakit di rumah sakit ada yang menanggungnya.
“Sesimpel itu saja pikiran saya waktu memutuskan daftar JKN. Apalagi iurannya juga sangat terjangkau. Hanya Rp 25 ribu perbulan. Jadi seperti menabung saja. Usia memang di tangan Tuhan. Tapi secara medis, saya bisa terselamatkan,” katanya saat ditemui di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di daerah Kalasan, Selasa (09/09).
Hal lain yang mendorong ia secara mandiri mendaftar JKN adalah iklan di televisi. Dimana yang jadi model iklannya adalah atlet binaraga, Ade Ray.
“Iklannya di TV, Ade Rai, Ade Rai. Pokoknya gembar-gemborin,” ujarnya.
Ia mendaftar sebagai peserta JKN mandiri kelas 3 untuk empat anggota keluarga. Dia, istri dan dua anaknya. Sekarang, kedua anaknya sudah berkeluarga. Dan bergantian yang membayar iuran JKN dia dan istri.
Warga Temanggal 1 RT/RW 02/01 Purwomartani Kalasan Sleman tersebut bersyukur tetap teguh pada pendiriannya di awal-awal jadi peserta JKN dulu. Meskipun di saat yang bersamaan komentar negatif juga masih saja ada.
Di awal-awal jadi peserta JKN, ia belum menggunakannya untuk berobat. Meskipun sudah 21 tahun terakhir ia menderita diabetes. Dan ternyata diabetesnya tersebut sudah sampai ke ginjal dan jantung. Saat itu dia sudah merasa putus asa.
“Ibaratnya saya itu sudah ngidam bandoso (keranda mayat). Tapi di dekat tempat tinggal ternyata ada kegiatan dengan sesama penderita diabetes dan jantung. Banyak kegiatan positif di sini, sehingga saya tidak merasa sendiri. Dan merasa kondisi tubuhnya lebih baik,” ungkapnya.
Yoseph bersyukur benar telah mendaftar sebagai peserta JKN tahun kedua setelah program ini diluncurkan. Tepatnya di tahun 2019, ia harus menjalani pemasangan ring di jantungnya. Saat itu biaya yang diklaim ke JKN sebesar Rp 40 juta.
“Kalau tidak ada JKN, mungkin saya sudah pindah alam. Karena dari mana saya memiliki uang sebesar itu? Pekerjaan saya hanya sopir truk. Tidak punya bos yang bisa saya pinjamin uang. Tapi ada JKN, jadi saya masih ada sampai sekarang,” ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Sebagai peserta kelas 3, iuran JKN yang dibayar sekarang adalah sebesar Rp 35 ribu perbulan. Sedangkan di awal-awal mendaftar dulu, Rp 25 ribu perbulan. Dia pastikan belum pernah sekalipun tidak membayar iuran JKN. Bahkan terlambat pun tidak pernah.
Termasuk ketika saat ini sudah dibayar oleh kedua anaknya. Dia terus mengingatkan untuk jangan sampai terlambat membayar iuran JKN.
“Bayar cicilan motor saja tidak boleh terlambat. Apalagi JKN. Untuk kesehatan. Tidak boleh terlambat juga,” tegasnya.
Yoseph tidak pernah menyesal jadi peserta JKN di awal-awal dulu. Meskipun mendapat komentar negatif. Dia tidak gentar. Iuran ia bayar rutin setiap bulan. Meskipun kondisinya sehat.