Pasalnya, menurut NHS, anak-anak yang meminum teh akan mengalami penurunan penyerapan zat besi di dalam tubuhnya.
Baca Juga: Persikindo - PBBN - KKI Utamakan Kiprah Ibu Bagi Keluarga
Sejatinya, masalah utama dalam konsumsi teh dan kopi pada anak-anak berakar dari kandungan kafein yang efeknya misterius.
“Kafein merupakan pemicu psikoaktif. Pada anak-anak, efeknya secara umum masih belum diketahui,” sangsi dokter Deborah.
Di fase pertumbuhan, anak-anak tengah mengalami masa perkembangan otak. Sementara, fisik mereka belum setangguh orang dewasa.
Karenanya, para dokter hingga kini belum mengetahui secara pasti batasan kafein minimum yang aman untuk mereka.
Baca Juga: Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025 Berakhir, Ekosistem Pendidikan Vokasi Bermutu Terwujud
“Kafein pada anak-anak dapat menyebabkan kecemasan, insomnia, gerd, naiknya tekanan darah dan juga detak jantung,” dokter Deborah mengingatkan.
Meski begitu, dokter Pamela Mason lewat studinya di tahun 2021 menyarankan jika anak-anak berusia empat tahun sebaiknya lekas mengonsumsi teh.
Hal itu dapat membantu anak melawan obesitas, stres, serta penyakit jantung yang dapat mengarah pada stroke.
Sementara itu, dokter Deborah Lee memiliki standar yang lebih tinggi. Ia menyebut jika usia 12 tahun lebih aman.
“Saya rasa, Anda sebaiknya menghindari memberikan teh susu, kopi, atau teh dan kopi ‘decaffeinated’ kepada anak-anak sebelum usia mereka 12 tahun,” jelasnya.