Krjogja.com - YOGYA - Taman Budaya Yogyakarta (TBY) kembali menggelar Pentas Rebon yang menampilkan seni Kethoprak, Teater, dan Dagelan Mataram. Pentas Rebon 2024 ini merupakan event ke empat meski sempat pula dilaksanakan secara daring saat pandemi Covid.
Kepala TBY, Purwiyati, mengatakan konsep tahun ini dibuat berbeda dengan mix Ketoprak, Teater dan Dagelan Mataraman dari kabupaten/kota berbeda. Harapannya menurut Purwiyati, penyelenggaraan bisa terus dilaksanakan sepanjang memberi dampak positif bagi masyarakat.
"Edukasi masyarakat pengembangan seni dan budaya daerah sangat penting untuk terus dilakukan. Kami ingin apa yang dilakukan TBY bisa membawa hal positif baik bagi masyarakat maupun seniman. Konsep satu panggung harapannya bisa tercipta saling mendukung satu wilayah dan lainnya. Bisa saling sharing kekurangan dan kelebihan satu sama lainnya," ungkapnya dalam temu media, Senin (20/5/2024).
Baca Juga: Peringatan Hari Jadi Ke 283 Kabupaten Wonogiri Sepi-sepi Saja
Tahun 2024 ini Pentas Rebon digelar tiap Rabu Wage, mulai tanggal 22 Mei 2024, 26 Juni 2024, 4 September 2024, 9 Oktober 2024 dan 13 November 2024. TBY berharap ruang tersebut dapat menggali potensi dan meregenerasi seniman-seniman dari Kabupaten/Kota DIY.
"Bulan ini Pentas Rebon digelar pada tanggal 22 Mei 2024 pukul 19.00 WIB di Gedung Concert Hall TBY, terbuka untuk umum dan gratis. Pertunjukan ini juga dapat disaksikan melalui channel Youtube Taman Budaya Yogyakarta. Untuk Teater dari Kabupaten Gunungkidul judul Malang Katresnan, Dagelan Mataram dari Kabupaten Bantul judul Seragam Anyar Gawe Onar, Kethoprak dari Kabupaten Sleman judul Asmara Barathayuda," lanjutnya.
Koordinator Dagelan Mataraman, Edo Nurcahyo menambahkan kemasan penampilan nantinya akan dibuat menarik agar masyarakat suka. Kolaborasi seniman senior dan junior juga dilakukan agar regenerasi Dagelan Mataraman di Jogja bisa berjalan dengan baik.
Baca Juga: JATMAN DIY Gelar Manakib dan Pengajian Akbar
"Teman-teman tampil 40 menit dan akan membawakan hal menarik. Kami sertakan seniman senior untuk mengatrol anak-anak muda yang ada di Baskom. Harapan kami pertunjukkan nanti menjadi menarik untuk dinikmati," lanjutnya.
Hal senada disampaikan Koordinator Kethoprak, Sugiman, yang melihat bagaimana kesenian harus tetap bergerak mengikuti jaman agar tidak punah. Tapi tetap menurut dia, ada rasa yang harus dipertahankan dan tak boleh hilang.
Baca Juga: Petugas Gabungan Ramp Check Bus Pariwisata untuk Cegah Kecelakaan Fatal
"Ini yang kami tetap pastikan ada di seni Kethoprak. Pada 2000-an awal dulu regenerasi sempat terhenti, karena para senior dahulu sakleg dengan seni Kethoprak. Kemudian munculnya kethoprak muda, justru melahirkan genre baru. Kemudian ada tim pengembangan kethoprak yang nyambung dengan senior. Di Rebon ini, kami mencoba menyambungkan terus kethoprak agar tidak punah, menyatukan senior dan anak muda," tandas dia. (Fxh)