SRAGEN, KRJOGJA.com - Ribuan ton ikan di waduk kedung ombo (WKO) mati mendadak dan mengambang di perairan sejak beberapa hari terakhir. Kematian ikan secara mendadak itu terjadi di karamba milik petani di WKO utamanya di Desa Ngargosari dan Ngasinan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen.Â
Kematian parah ikan diduga akibat siklus tahunan wabah 'up willing' atau naiknya racun sisa pakan itu membuat petani mengalami kerugian besar. Sejumlah petani karamba di beberapa lokasi menuturkan wabah 'up willing' ditandai dengan perubahan air berwarna keruh saat musim kemarau dengan panas yang luar biasa ditambah angin yang cukup tinggi.
Jenis ikan yang mati di antaranya Nila, Patin, Tombro, Mujair, Gurameh dan beberapa jenis lainnya. Wahyuni (50) salah satu petani karamba asal Dusun Boyolayar, Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Senin (1/7/2019) mengatakan, serangan air keruh berwarna keputih-putihan terjadi sejak Kamis (27/6/2019) dinihari.Â
"Saya punya 40 karamba yang sebagian besar terkena air warna keruh itu. Terpaksa saya panen lebih awal untuk menghindari kematian dan kerugian yang lebih besar lagi," ujarnya.
Menurut Wahyuni, musibah kematian ikan di WKO hampir selalu terjadi setiap tahun. Biasanya wabah kematian mendadak itu meningkat mendekati bulan Agustus. "Kami para petani nggak bisa tidur, setiap saat kalau ada air warna putih harus segera memindahkan karamba. Kalau tidak pindah, ikan bisa mati semua," jelasnya.
Bendot (51) Warga Desa Ngasinan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen menambahkan, kematian mendadak ikan ini membuat dirinya terus siaga. "Karamba di Ngasinan dan sekitarnya pada mati sejak tadi malam, kami terus siaga," tandasnya.