SUKOHARJO (KRjogja.com) - Wilayah terdampak kekeringan akibat kemarau dipantau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo. Petugas juga melakukan pemetaan wilayah rawan lainnya sebagai antisipasi kekeringan sekaligus untuk memastikan warga mendapatkan pemenuhan air bersih.
Plt Kepala BPBD Sukoharjo Sisyadi, Sabtu (19/5) mengatakan, wilayah terdampak kekeringan akibat kemarau berada di lima dari 12 kecamatan di Sukoharjo. BPBD Sukoharjo sudah melakukan pemantauan penuh dengan menerjunkan petugasnya di masing masing kecamatan terdampak.
Tempat yang dipantau mulai dari sumur di rumah pribadi warga maupun fasilitas umum. Hasilnya diketahui kondisi stok air bersih milik warga masih mencukupi kebutuhan. Belum ada keluhan dan laporan kekurangan air bersih akibat kekeringan. Kalaupun nantinya ada maka BPBD Sukoharjo memastikan akan segera mengirimkan bantuan bagi yang membutuhkan.
Data dari BPBD Sukoharjo diketahui lima wilayah rawan kekeringan yakni, Kecamatan Bulu, Nguter, Weru, Bendosari dan Polokarto. Wilayah tersebut sering mengalami masalah kelangkaan air bersih saat musim kemarau. Akibatnya membuat warga sulit memenuhi kebutuhan hidupnya untuk minum dan makan.
Di wilayah Kecamatan Weru ada beberapa desa masuk rawan kekeringan yakni, Desa Karangmojo, Desa Alasombo, Desa Karanganyar, Desa Krajan, Desa Karangwuni. Di Kecamatan Bulu berada di Desa Sanggang, Desa Kamal, Desa Kunden, Desa Puron.
Di Kecamatan Nguter desa rawan kekeringan berada di Desa Pengkol, Desa Jangglengan, Desa Serut dan Desa Juron. Sedangkan di Kecamatan Bendosari di Desa Puhgogor, Desa Paluhombo, Desa Bendosari, Desa Mertan, Desa Mojorejo, Desa Cabeyan. Sedangkan Kecamatan Polokarto di Desa Kemasan, Desa Kenokorejo, Desa Tepisari, Desa Bulu, Desa Rejosari dan Desa Mranggen.
"Data wilayah rawan kekeringan baik tingkat kecamatan dan desa sudah kami pantau dengan melibatkan jajaran dari unsur pemerintahan setempat seperti camat dan kepala desa," ujar Sisyadi.